Fakta sistem pembayaran paylater berikut ini akan menjelaskan beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Paylater (bayar nanti) sedang tren belakangan ini karena tersedia di berbagai platform. Mulai dari situs belanja e-commerce, transportasi online, hingga akomodasi sudah menyediakan metode paylater.
Namun, metode pembayaran paylater ternyata memiliki kelebihan dan kekurangan. Meski sepintas terdengar menguntungkan, tapi ada beberapa hal yang perlu kamu waspadai. Terutama jika belum memiliki pemasukan tetap.
Baca Juga: Aplikasi Pinjaman Online Terdaftar di OJK
Seputar Fakta Sistem Pembayaran Paylater
Berikut ini beberapa fakta terkait pembayayan paylater yang perlu kamu tahu:
Tercatat di OJK
Dari cara daftarnya, paylater terkesan receh karena tidak memakan banyak waktu dan prosesnya relatif cepat. Fakta sistem pembayaran paylater, akun yang kamu gunakan tidak main-main! Data pribadi dan transaksi akan tercatat secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Artinya, nama dan nomor identitasmu akan menorehkan catatan permanen dalam skor kredit. Apabila kamu berencana daftar Kredit Pemilikan Rumah (KPR), mencicil mobil, bahkan mengajukan pinjaman ke bank untuk usaha, bank akan mengecek juga catatan skor kredit dari akun paylater.
Ini Bukan Uang Gratis
Fakta sistem pembayaran paylater adalah tetap wajib dibayar karena bukan uang gratis. Tagihan akan jatuh tempo dan kamu wajib membayarnya. Nama dan identitasmu sudah tercatat di OJK dan SLIK, sehingga keterlambatan membayar tagihan akan mempengaruhi skor kredit.
Baca Juga: Sistem Pembayaran Online, Keuntungan dan Kelebihannya
Karena metode paylater terkesan mudah dan tidak membutuhkan jaminan, beberapa orang beramai-ramai menggunakannya. Akan tetapi, menggunakan paylater sampai batas limit tidak disarankan. Kamu tetap perlu menentukan batas yang rasional agar dapat membayarnya.
Ada Banyak Biaya Tambahan
Dalam sistem pembayaran paylater, akun kamu akan terkena biaya langganan, biaya administrasi, bunga, dan berbagai biaya lainnya. Kalau dihitung-hitung, biaya tambahan tersebut bisa membuat pengeluaran semakin bengkak.
Perlu kamu pertimbangkan kembali, apakah tujuan dari menggunakan paylater ini benar-benar penting? Atau hanya sekedar memenuhi keinginan belanja? Kamu perlu berhati-hati agar tidak menjadi konsumtif dan menumpuk utang.
Mengganggu Pengaturan Keuangan
Apakah saat ini kamu memiliki cicilan dan tagihan lain yang perlu kamu lunasi setiap bulannya? Jika kamu masih memiliki kewajiban untuk membayar cicilan dan berbagai tagihan, ada baiknya tidak menambah pengeluaran dengan akun paylater.
Ada dua tipe rasio utang, yaitu utang produktif dan konsumtif. Rasio utang produktif meliputi tanah, rumah, dan kendaraan tidak melebihi 30 persen penghasilan per bulan. Artinya jika gajimu Rp 10 juta per bulan, maka cicilanmu tidak boleh lebih dari Rp 3 juta. Sedangkan rasio utang konsumtif meliputi smartphone, perhiasan, dan elektronik adalah 0 persen.
Jika seseorang sudah terlibat dengan utang konsumtif, maka ia dinyatakan tidak sehat secara finansial. Agar pengaturan keuangan tidak terganggu, fokus melunasi hutang dan cicilan. Apabila tidak bisa menurunkan gaya hidup, mau tidak mau kamu harus menambah penghasilan. (R7/HR-Online)
Editor: Ndu