Jumat, Mei 2, 2025
BerandaBerita CiamisSiasat Perajin Tahu Tempe Ciamis di Tengah Harga Kedelai yang Meroket

Siasat Perajin Tahu Tempe Ciamis di Tengah Harga Kedelai yang Meroket

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, masih tetap produksi, meskipun harga kedelai saat ini naik signifikan.

Seperti diketahui, bahwa harga kedelai sebelumnya berkisar Rp 7 ribu sampai 8 ribu  per kilogramnya. Akan tetapi, kini makin meroket sampai Rp 11.500 per kilogramnya.

Tentunya, dengan naiknya harga kedelai membuat sejumlah perajin tahu dan tempe mengeluh, karena tidak mempunyai untung.

Sehingga, untuk menyiasati agar dapat untung meski kecil, sejumlah produsen tahu dan tempe memperkecil ukurannya.

Baca Juga : Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tahu di Kota Banjar Terancam Bangkrut

Salah satu pengrajin tahu di Desa Cisadap, Kecamatan/Kabupaten Ciamis, Supriadi, membenarkan harga kedelai saat ini memang naik signifikan. Namun, pihaknya masih tetap memproduksi tahu.

“Dari setelah lebaran, harga kedelai naik sampai sekarang. Saya tidak tahu penyebabnya apa, namun naiknya langsung tinggi,” katanya kepada HR Online, Jumat (28/5/2021).

Dampak Naiknya Kedelai Kepada Perajin Tahu Tempe Ciamis

Sementara dampak naiknya kedelai tersebut, perajin tahu dan tempe asal Ciamis ini  mengaku tidak mempunyai untung besar dalam penjualannya. Karena, ia menurunkan bahan baku tahu menjadi 30 kilogram setiap harinya. 

“Biasanya kalau produksi bisa mencapai 50 kilogram kedelai per hari dengan menghabiskan Rp 350 ribu saja. Akan tetapi, sekarang biaya produksi bisa Rp 550 ribu, jadi bedanya jauh. Maka dari itu, lebih baik saya menurunkan jumlah produksi,” ucapnya.

Menurutnya, pengrajin tahu yang lainnya bahkan ada yang menaikan harga jual, dari yang sebelumnya hanya Rp 4 ribu jadi Rp 5 ribu satu kantongnya. 

Bahkan, perajin tahu tempe dari daerah lain, seperti Tasikmalaya, itu ada aksi mogok produksi karena kenaikan kedelai.

Namun, Supriadi dan pengrajin tahu Ciamis lainnya tidak melakukan itu, karena ia merasa kasihan kepada konsumen.

“Saya biasa jual itu antara Ciamis dan Tasikmalaya. Kasihan konsumen kalau kami mogok tidak produksi. Tapi kalau harga kedelai terus merangkak naik, saya tidak tahu apakah akan mogok atau tidak. Lihat saja nanti,” tuturnya.

Begitu juga dengan perajin tempe asal Desa Cisadap, Kabupaten Ciamis, Mimin. Ia tetap bertahan untuk berproduksi, meski harga kedelai naik signifikan.

“Sama, saya juga perkecil ukuran saja. Sementara untuk harga tetap sama tidak naik. Namun tetap saja tidak mempunyai untung besar,” ucapnya Jumat (28/5/2021).

Semenjak naiknya harga kedelai, pihaknya hanya mampu memproduksi 30 kilogram saja setiap harinya. Sedangkan sebelum naik, Mimin mampu produksi sampai 80 kilogram. 

“Selain memperkecil ukuran supaya masih dapat untung meskipun kecil, kita juga menurunkan jumlah produksi. Hanya itu saja yang bisa kami lakukan untuk saat ini,” tuturnya.

Mimin berharap pemerintah bisa menindaklanjuti permasalahan saat ini. Karena, kasihan perajin tahu dan tempe yang omsetnya kecil jadi semakin mengecil. 

“Saya harap harga kedelai kembali normal, supaya kita bisa kembali untung. Konsumen juga dapat menikmati tahu dan tempe seperti biasa,” harapnya. (Ferry/R5/HR-Online)

Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Buruh di Kota Banjar Desak Perusahaan Terapkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan

harapanrakyat.com,- Buruh di Kota Banjar, Jawa Barat, mendesak pengusaha untuk menerapkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2023 tentang Ketenagakerjaan. Pengusaha juga harus menerapkan jaminan kehilangan...
Aksi May Day

Aksi May Day di Garut Menyedihkan, Buruh Korban PHK Perusahaan Pailit Belum Terima Upah Terakhir

harapanrakyat.com,- Ratusan buruh korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) PT Danbi Internasional di Garut, Jawa Barat, menggelar aksi May Day atau hari buruh internasional, Kamis...
Batik Hokokai Pekalongan, Sejarah di Balik Motifnya yang Rumit

Batik Hokokai Pekalongan, Sejarah di Balik Motifnya yang Rumit

Batik Hokokai Pekalongan sangat terkenal. Batik Hokokai ini memiliki sejarah di baliknya. Kini batik tersebut menjadi salah satu warisan budaya yang sangat penting. Sebagai...
Hari Buruh Tanpa Unjuk Rasa, Polres Kota Banjar Inisiasi Kegiatan Sosial hingga Jalan Santai

Hari Buruh Tanpa Unjuk Rasa, Polres Kota Banjar Inisiasi Kegiatan Sosial hingga Jalan Santai

harapanrakyat.com,- Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Kota Banjar, Jawa Barat, kali ini berbeda. Biasanya peringatan ini identik dengan aksi unjuk rasa,...
Gerobak PKL di Langensari Kota Banjar Ludes Terbakar, Diduga Akibat Selang Kompor Gas Bocor

Gerobak PKL di Langensari Kota Banjar Ludes Terbakar, Diduga Akibat Selang Kompor Gas Bocor

harapanrakyat.com,- Sebuah gerobak milik pedagang kaki lima di samping Puskesmas Langensari 2, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, ludes terbakar. Peristiwa itu pun membuat...
People Nearby Telegram Hilang, Ini Alasannya

People Nearby Telegram Hilang, Ini Alasannya

People Nearby Telegram hilang atau telah dihapus oleh pihak aplikasi sendiri untuk meningkatkan moderasi konten. Selain itu, juga untuk melindungi privasi pengguna serta mencegah...