Sinopsis Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas merupakan film adaptasi dari sebuah buku karangan Eka Kurniawan. Film ini menceritakan seseorang yang menderita impoten bernama Ajo Kawir.
Film ini mengajak penonton untuk belajar makna kehidupan. Termasuk bagaimana tenang di tengah riuh juga damai di dalam rusuh.
Tidak semua orang dapat menyaksikan film arahan sutradara Edwin ini. Hal ini karena adanya label 21+ dalam naskah atau buku orinya.
Review Sinopsis Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas
Buku ini mengisahkan seseorang yang tak pernah bisa membangunkan burungnya. Bahkan meski sudah dengan bantuan orang-orang, burung itu tetap memilih meringkuk dalam sarangnya.
Bagi seseorang tersebut, masalah ini bukanlah musuh besar dalam hidupnya. Ia tak takut jika harus kehilangan nyawa untuk orang yang ia cinta.
Baca Juga: Sinopsis Film Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon A Time, Epic Ending
Kemudian masalah demi masalah lantas kerap menjadi santapannya. Hingga akhirnya suatu tragedi mengantarkannya ke dalam jeruji besi.
Namun dari peristiwa itulah ia paham akan kehidupan. Bernapas tak selamanya harus brutal dan keras. Dengan kedamaian saja kadang sudah cukup memberi puas.
Resensi Sekilas
Sinopsis Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas ini bermula ketika pria bernama Ajo Kawir dan Si Tokek terlibat dalam tragedi pemerkosaan seorang janda gila. Tragedi yang pada akhirnya menyebabkan kefatalan dalam sejarah hidup Ajo Kawir.
Ajo Kawir dan Si Tokek dua orang yang bersahabat baik sekalipun dalam urusan kekacauan. Semenjak SD hingga usia remaja, mereka hobi membuat gara-gara, dari berkelahi sampai keterlibatannya dalam kasus pemerkosaan Si Rona Merah, seorang janda gila akibat tinggal mati sang suami.
Seperti karma, setelah menyaksikan adegan pemerkosaan, burung milik Ajo Kawir tak mau bangun. Kendati telah berhadapan dengan lekuk indah milik Si Rona Merah, burung Ajo tak menimbulkan reaksi apa-apa.
Sinopsis Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas selanjutnya. Si Tokek, sebagai orang pertama yang tahu permasalahan Ajo, membantu dengan sekuat tenaga. Mereka menempuh dari cara paling nikmat hingga cara yang sakitnya mengurat, burung itu kukuh meringkuk kepulasan tidurnya.
Tak selang waktu lama, aib itu menyebar hingga Ajo kerap menjadi topik bualan. Namun Ajo merasa tak apa-apa, ia yakin ada semesta yang sanggup untuk membangunkannya.
Baca Juga: Sinopsis Jakarta vs Everybody, Kisah Pemuda yang Salah Jalan Hidup
Suatu ketika, Ajo jatuh cinta kepada Iteung. Cinta matinya ibarat Ajo rela mengorbankan nyawa demi Iteung semata. Mereka memutuskan untuk menikah. Iteung mau menerima Ajo meski dengannya ia tak bisa menikmati indahnya bercinta. Iteung tetap mencintai Ajo sepenuh hati.
Hari-hari Ajo hanya penuh bayang ketakutan perihal burungnya yang memilih tidur panjang. Sementara kesabaran Iteung telah menemui batas. Ajo harus kembali menerima kemalangan, yakni seseorang telah menghamili Iteung, istrinya sendiri.
Amarah yang menguasai Ajo kala mendapati kabar tersebut menyeretnya ke dalam ruang penjara. Ajo melakukan pembunuhan terhadap seseorang yang jelas tak ada sangkut pautnya.
Saat Masalah Mulai Mereda
Sinopsis Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, selanjutnya akan membahas bagaimana perjalanan menuju akhir cerita. Part yang banyak menyelipkan pelajaran.
Selepasnya dari tahanan, Ajo memutuskan berdamai dan mencari tenang kehidupan. Dialog sederhana yang ia lakukan dengan kemaluannya sanggup mengantarkan ia dalam menentukan keputusan untuk kehidupannya.
Lalu di sebuah perjalanan, jiwa filsuf seorang Ajo tiba. Ia kini menghindari segala macam kekerasan dan memilih melanjutkan hidup di jalur kedamaian.
Dendam pada masa lalunya luruh sebagaimana kesedihan-kesedihan yang ia pendam itu runtuh. Hal ini bisa kita lihat dari sudut pandai Ajo ketika ia ternyata sangat mencintai anak Iteung seperti anak kandungnya sendiri.
Di balik itu semua, Ajo juga memendam kerinduan pada Iteung yang tengah mendekam di penjara. Namun rindu itu tak kunjung menemui obatnya, lantaran maaf Ajo terhadap Iteung belum terlaksana.
Lantas di alur selanjutnya, Ajo memikirkan Jelita, gadis buruk rupa yang ia temui sedang bersembunyi di truknya. Ajo menjadikan Jelita obyek fantasi seksualnya.
Pikirannya terpenuhi perasaan cinta terhadap Iteung dan setengahnya terisi oleh rasa penasaran akan Jelita. Terakhir, Ajo berada di titik tertinggi spiritualismenya. Dengan hati seluas samudra, Ajo pulang dan memaafkan Iteung di masa lalunya.
Ia meminta Iteung kembali dalam hidupnya lagi. Memulainya dari awal, sebagai sebuah keluarga yang tak menemui gagal. Seperti halnya dendam yang tak lagi berbekas, rindunya juga harus dibayar tuntas dalam sinopsis film ini.
Begitulah kiranya sinopsis film ini, mengajak kita menjelajahi sudut-sudut kehidupan. Cerita ini memiliki banyak pesan tersirat, namun dalam akan makna.
Dengan pilihan diksi yang vulgar, barangkali segelintir orang akan berargumen jika cerita ini merupakan kisah brutal. Namun itulah sastra. Seseorang telah paham di titik mana batasan ia harus berkata-kata. (R10/HR-Online/Editor: Ndu)