Thawee Nanra (75) pemimpin sekte pemuja mayat di Thailand, ditangkap polisi. Sebanyak 11 mayat ditemukan di lokasi penangkapan.
Para pengikut sekte tersebut bahkan mengonsumsi cairan dari tubuh pemimpinnya karena diyakini bisa menyembuhkan penyakit.
Terjadi kekacauan saat polisi mendatangi rumah Thawee di kawasan hutan provinsi Chaiyaphum pada Minggu (8/5/2022,) waktu setempat.
Para pengikut sekte pemuja mayat berteriak dan mencoba menahan polisi, yang hendak membawa pemimpin mereka ke dalam mobil tahanan.
Polisi pun menemukan 11 mayat di rumah Thawee. Menurut media lokal, jasad tersebut diperkirakan adalah mayat para pengikut sekte.
Kepada polisi, anggota sekte mengatakan bahwa ludah dan air urin pemimpin mereka bisa menyembuhkan penyakit.
Baca juga: Viral, ASN Pemkab OKI Selingkuh dengan Teman Sekantor yang Sudah Bersuami
Kraisorn Kongchalad Gubernur provinsi tersebut mengungkapkan Thawee sedikitnya memiliki belasan pengikut yang tinggal bersamanya.
Selain itu ditemukan peti mati berisi mayat berserakan di rumah pemimpin sekte pemuja mayat tersebut.
Kongchalad mengaku terkejut mengetahui praktik seperti ini masih terjadi di zaman modern sekarang.
“Sangat menyedihkan melihat masih ada warga yang percaya dengan takhayul seperti ini,” ujarnya.
Sebagai informasi, sebagian besar penduduk Thailand memeluk agama Buddha.
Tetapi, masih banyak juga warga yang percaya dengan hal-hal di luar agama. Misalnya memuja roh atau takut pada setan.
Polisi memperkirakan bahwa kelompok sekte pemuja mayat ini sudah ada sejak 4 tahun lalu tanpa diketahui.
Sebab, lokasi rumah pemimpin sekte berada di wilayah hutan yang terpencil dan jauh dari komunitas lain.
Awal Terbongkarnya Sekte Pemuja Mayat di Thailand
Keberadaan mereka akhirnya diketahui, setelah salah satu anak dari pengikut sekte itu menulis di akun media sosial.
Ia membeberkan aktivitas sekte di akun media sosial dengan aktivitas pimpinan keagamaan yang aneh.
Awalnya, Thawee dikenai tuduhan tinggal di kawasan hutan yang dilindungi karena rumahnya berada di tanah milik negara.
Thawee juga melakukan pertemuan ilegal selama pandemi Covid-19 dua tahun terakhir.
Media setempat melaporkan bahwa Thawee meminta untuk dibebaskan dengan jaminan.
Namun, permintaannya ditolak pada Senin (9/5/2022) sehingga pemimpin sekte pemuja mayat ini tetap ditahan. (R8/HR Online/Editor Jujang)