Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Memasuki masa panen, harga porang justru anjlok. Hal tersebut membuat para petani di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tidak memanen porang karena harganya murah.
Seperti yang dialami Tarli Sutarli, salah seorang petani porang asal Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.
Ia mengatakan, bahwa harga porang untuk bulan Juli mencapai Rp 2.400 sampai Rp 2.500 per kilogram.
Menurutnya, para petani mencoba menunda panennya, dengan harapan ada kenaikan harga. “Akan tetapi, bulan ini justru harga porang makin anjlok dan ancur. Bahkan kurang dari Rp 2.000 per kilogram,” katanya kepada HR Online, Kamis (25/8/2022).
Sehingga, para petani porang Pangandaran pun akan menunda panen sampai tahun depan. “Ya meski penundaan itu dengan harapan tahun depan menemukan harga yang bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, meski ada yang memaksa memanen hasil produksi porangnya saat ini, tentunya harga seadanya.
“Namun sebagian besar petani porang sepakat untuk menunda panennya sampai tahun depan,” ucap Tarli.
Ia menjelaskan, dari mulai tanam hingga dapat panen, usia porang itu kisaran 8 sampai 12 bulan. Maka, jika panen tahun ini ditunda, usia panennya bulan Mei-Juli 2023.
“Selain itu, jika umbi porang per pohon saat ini mempunyai bobot 5 sampai 6 ons, maka jika panen tahun depan bisa mencapai bobot 1 kg,” jelasnya.
Meski para petani tidak memanen porangnya musim ini, Tarli berharap, untuk tahun depan harganya aman.
“Semoga saja tahun depan harga porang tidak anjlok bahkan mudah-mudahan lebih bagus dari sekarang,” harapnya.
Ia menuturkan, bahwa harga porang yang paling ideal disebut bagus, yaitu di atas Rp 6.000 per kilogram. Sehingga jika harga sebesar itu, maka para petani punya untung.
“Saat ini para petani yang menunda panen porang sekitar 80 hektar, dengan estimasi hasil panennya mencapai 400 ton. Semoga saja jika ditunda sampai tahun depan, bisa mencapai bobot 700 sampai 800 ton, dan harga porang tidak anjlok,” pungkasnya. (Ceng/R5/HR-Online/Editor-Adi)