Senin, Mei 5, 2025
BerandaBerita TerbaruWabah Malaria di Pangandaran 1935, Pantai Pananjung Diisolasi!

Wabah Malaria di Pangandaran 1935, Pantai Pananjung Diisolasi!

Sejarah wabah Malaria di Pangandaran pada tahun 1935 menjadi perhatian menarik untuk kita telusuri lebih dalam lagi. Peristiwa yang jadi bagian dari sejarah Pangandaran ini ternyata akibat dari penggundulan hutan. Lantas bagaimana pemerintah kolonial Belanda saat itu mengatasi wabah malaria?

Peristiwa bersejarah ini tercantum dalam sebuah surat kabar berbahasa belanda bernama, “Het nieuws van den dag voor  Nederlandsch-Indie” tahun 1935, dengan tajuk “Malariate Pangandaran”.

Dalam koran tersebut terdapat kabar wabah Malaria yang menjangkiti penduduk Pangandaran dan sangat memprihatinkan.

Banyak korban Malaria yang meninggal dunia secara tiba-tiba. Bahkan korban yang terkena Malaria ini tidak hanya penduduk lokal, akan tetapi para pejabat Belanda setempat. Termasuk juga para pelancong yang sedang plesiran di Pantai Pananjung.

Baca Juga: Banjir di Padaherang Pangandaran 1939, Kalipoetjang Tenggelam!

Berikut penjelasan bagaimana wabah Malaria menjangkiti banyak korban di Pangandaran pada tahun 1935, dan solusi pemerintah kolonial dalam mengatasi masalah tersebut.

Sejarah Wabah Malaria di Pangandaran Tahun 1935

Wabah Malaria yang pernah terjadi tahun 1935, bukanlah sejarah wabah yang pertama kali terjadi di Pangandaran.

Alasan tersebut ada karena pada tahun 1918 di daerah Kalipucang sampai ke Parigi terdapat jenis wabah yang lebih mematikan dari Malaria yaitu, wabah penyakit Kolera.

Berita dalam koran Belanda “De Indier”, pada tanggal 25 Mei 1918 berjudul “Cholera onder S.S personeel”, menyebut penyakit ini sangat berbahaya dan mematikan.

Salah satu korbannya adalah petugas pembangunan rel Kereta Api jalur Banjar-Parigi. Jumlah keseluruhan korban meninggal dunia karena Kolera pada hari tersebut sebanyak 15 petugas proyek Kereta Api. Kebanyakan korban adalah orang-orang pribumi.

Sementara wabah Kolera masih tinggi, tak lama kemudian muncul wabah baru di Pangandaran. Penularan wabah tersebut akibat Nyamuk yaitu wabah Malaria.

Penularan Malaria tidak kalah bahayanya seperti Kolera. Sebab banyak penduduk yang meninggal dunia mendadak tatkala kena sengatan nyamuk Malaria.

Karena penularan wabah Malaria yang semakin cepat, pemerintah kolonial setempat akhirnya memutuskan untuk mengisolasi daerah Pangandaran dari seluruh aktivitas sehari-hari seperti berwisata ke pantai Pananjung.

Baca Juga: Kebakaran Hutan di Mojokerto 1891-1925, Penggembala Kambing Jadi Tersangka

Penyebab Malaria Akibat Deforestasi Hutan

Ketika pemerintah kolonial meneliti penyebab terjadinya wabah malaria, ternyata salah satu penyebabnya yang paling utama yaitu karena terjadi penggundulan hutan (Deforestasi) secara besar-besaran untuk kepentingan pembangunan jalur kereta Banjar-Parigi.

Selain menimbulkan kerusakan ekosistem hutan, nyamuk Malaria ini juga berkembang biak karena genangan air yang tidak terserap dengan baik oleh kontur tanah yang kekurangan pepohonan.

Maka dari itu nyamuk berbahaya dan mematikan seperti Malaria ini dengan cepat beranak-pinak, dan menjadi masalah bagi sanitasi masyarakat Pangandaran yang terbentang dari perbatasan Banjar sampai dengan daerah Parigi.

Pemerintah kolonial akhirnya membuat program reboisasi hutan. Mereka menuntut pemilik proyek jalur Kereta Api Banjar-Parigi yang bersumber dari dana Perusahaan Swasta, untuk bertanggungjawab atas deforestasi hutan yang terjadi selama pembangunan jalur kereta.

Mengisolasi Pananjung

Menurut surat kabar “Het nieuws van den dag voor  Nederlandsch-Indie” tahun 1935, dengan tajuk “Malaria te Pangandaran”, ketika wabah nyamuk Malaria ini tinggi, dengan terpaksa pemerintah Kolonial setempat menutup sementara (isolasi) kawasan pantai Pananjung dari para pelancong.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan wabah Malaria di Pangandaran yang bisa berdampak pada daerah lain.

Apalagi saat itu sedang musim hujan, cuaca yang sangat mendukung berkembang biaknya nyamuk Malaria.

Baca Juga: Wabah Beri-Beri di Belitung Zaman Kolonial, Dibawa Kuli Timah dari Cina

Himbauan pada seluruh masyarakat, dan pelancong yang akan berlibur ke Pantai Pananjung di Pangandaran pun terus disiarkan.

Salah satunya melalui laporan seorang petugas kesehatan yang sedang meneliti Malaria di Pangandaran pada tanggal 7 Januari 1935.

Petugas kesehatan itu mengabarkan kondisi pantai pananjung yang sedang tidak baik-baik saja. Mda banyak korban yang meninggal dunia karena nyamuk malaria.

Mereka yang menjadi korban kebanyakan ada di daerah Kalipucang dan Parigi. Hal ini terjadi karena di daerah tersebut merupakan titik deforestasi hutan yang terjadi akibat proyek pembangunan kereta Api jalur Banjar-Parigi. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

iPhone Ngelag Setelah Update iOS 16, Begini Cara Mengatasinya

iPhone Ngelag Setelah Update iOS 16? Begini Cara Mengatasinya

iPhone ngelag setelah update iOS 16 menjadi keluhan sejumlah pengguna setia perangkat besutan Apple ini. Meskipun pembaruan sistem operasi, termasuk iOS 16 yang rilis...
New Honda Xl750 Transalp 2025, Resmi AHM Luncurkan!

New Honda Xl750 Transalp 2025, Resmi AHM Luncurkan!

PT Astra Honda Motor (AHM) resmi meluncurkan penyegaran model New Honda XL750 Transalp 2025 untuk memperkuat lini big bike adventure touring mereka. Motor Honda...
Gegara Tenggak Miras Hingga Mabuk, Pria Asal Garut Nekat Aniaya Teman Sendiri

Gegara Tenggak Miras Hingga Mabuk, Pria Asal Garut Nekat Aniaya Teman Sendiri

harapanrakyat.com,- Pria asal Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, berinisial NIP (41), harus berurusan dengan polisi setelah nekat menganiaya teman sendiri. NIP sempat buron 2 pekan,...
Orang tua takut-takuti anak dengan barak militer di Jabar

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tanggapi Orang Tua yang Takut-takuti Anak dengan Barak Militer

harapanrakyat.com,- Belakangan ini, beredar di media sosial potret sejumlah orang tua memposting kegiatan anaknya sembari menggunakan nama Dedi Mulyadi dan program barak militer sebagai...
Pendidikan siswa di barak militer Jabar

Dedi Mulyadi Tahan Tangis Saat Tunjukkan Momen Pendidikan Siswa di Barak Militer, Warganet Ikut Terharu

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membagikan momen haru saat mendampingi puluhan siswa SMP di Purwakarta menjalani pembinaan di barak militer. Ia tampak menahan...
Truk di Garut hantam rumah dan pohon sampai rungkad

Gegara Pengemudi Ngantuk, Truk di Garut Hantam Benteng Rumah dan Pohon sampai Rungkad

harapanrakyat.com,- Sebuah truk di Garut, Jawa Barat, Minggu (4/5/2025) mengalami kecelakaan tunggal. Truk tersebut menabrak sebuah benteng rumah hingga jebol hingga merobohkan pohon tua....