Dokter Soeharto merupakan pendamping kesehatan Presiden Sukarno yang sabar dan setia. Hal ini terlihat ketika Ia membebaskan pasien pentingnya itu melakukan apa saja yang membuatnya bahagia termasuk bersepeda dan mengoleksi benda kesenian.
Pada tanggal 7 Oktober 2022 dokter Suharto akan memperoleh anugerah kehormatan sebagai Pahlawan Nasional di Istana Presiden, Jakarta.
Penganugerahan gelar kehormatan atas kiprahnya dalam pembangunan negara. Sebab selain menjadi dokter, dr. Soeharto juga pernah menjabat menteri perindustrian rakyat, menteri perdagangan, dan menteri Bappenas.
Baca Juga: Haji Ahmad Sanusi, Pahlawan Nasional 2022 dari Sukabumi
Pada kesempatan kali ini penulis akan mengupas sejarah kehidupan dr. Soeharto. Siapakah dr. Soeharto yang sebenarnya, dan bagaimana kesetiaannya selama bekerja menjadi dokter pribadi Istana. Berikut ulasannya.
Riwayat Hidup Dokter Soeharto
Meskipun belum banyak literasi ilmiah yang membahas kehidupan pribadi dokter Soeharto, akan tetapi orang-orang di Klaten mengenalnya dengan nama dr. HR. Soeharto Sastrosoejoso.
Beliau merupakan anak bangsawan Jawa yang tumbuh menjadi remaja cerdas. Bahkan kecerdasan yang dimiliki itu bisa mengantarkan masa depannya menjadi seorang dokter.
Dokter Soeharto Sastrosoejoso lahir pada tanggal 24 Desember 1908 di desa Tegalgoondo, Kecamatan Wonosari, Klaten Jawa Tengah.
Semenjak lulus dari sekolah kedokteran di Batavia (Jakarta), anak Klaten yang sukses menjadi dokter ini membuka klinik persalinan di Ibukota tahun 1937-1942.
Kurang lebih enam sampai tujuh tahun membuka klinik kesehatan ibu dan anak, dr. Soeharto menjadi langganan resmi pemerintah Republik Indonesia untuk mengontrol kesehatan orang-orang penting seperti Bung Karno, dan Bung Hatta.
Bung Karno dan Bung Hatta merasa nyaman dengan kerja-kerja medis dr. Soeharto selama mendampingi kesehatan mereka di berbagai situasi. Maka sejak saat itu dokter Soeharto diangkat menjadi pendamping medis resmi Kepresidenan di Istana Jakarta.
Baca Juga: Soe Hok Gie, Aktivis Tionghoa Pendemo Sukarno
Dokter Pendamping Kesehatan Presiden Sukarno yang Setia
Salah satu kesan yang ditinggalkan oleh tokoh penting Republik untuk dokter Soeharto keluar dari pernyataan Presiden Sukarno. Pemimpin besar revolusi ini mengungkapkan dokter pribadinya merupakan pendamping kesehatan di Istana yang paling setia.
Setiap kali Sukarno terbaring lemas karena kerja kenegaraan yang menumpuk, dokter Soeharto dengan sigap memeriksa keadaanya. Bahkan apabila sang presiden berdinas lawatan ke luar negeri, sering kali dokter yang diminta mendampingi yaitu dr. Soeharto.
Menurut Cindy Adams dalam bukunya berjudul ”Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia” (2007), mengungkapkan dr. Soeharto sebagai pendorong kebugaran Sukarno dalam menghadapi berbagai tekanan bekerja menjadi seorang Presiden.
Sukarno sendiri pernah mengatakan itu pada Cindy Adams saat diwawancarainya di Istana pada tahun 60’an. Penyambung lidah rakyat Indonesia ini mengaku dokter pendamping kesehatannya sangat membahagiakan.
Bahkan ketika Sukarno lawatan ke luar negeri, dokter-dokter pribadinya termasuk dr. Soeharto kerap membebaskan beliau berbuat semaunya. Mereka tidak membatasi gerak Sukarno, hal ini yang membuat Sukarno merasa sehat terus.
Presiden Pertama Republik Indonesia ini juga mengaku di umur ke-64 tahun, Ia masih bugar karena petugas medis yang membahagiakan. Ketika di Hollywood misalnya, Sukarno tidak dibatasi oleh dr. Soeharto untuk bermain sepeda dengan anak-anak petugas pos.
Padahal menurut berbagai dokter lain perilaku gegabahnya itu bisa membahayakan kesehatan Sukarno sendiri. Mengingat saat itu sedang mengalami awal penyakit ginjal.
Debaran jantung yang terlalu cepat akibat bersepeda bisa membawa dampak yang buruk bagi kesehatannya. Namun dr. Soeharto tidak menghiraukan itu, sebab menurutnya tubuh manusia akan sehat apabila sedang merasa senang.
Dokter yang Menyebarkan Pengaruh Positif
Dalam berbagai pendapat di lingkungan Istana Kepresidenan tahun 1960, dokter Soeharto terkenal sebagai figur pendamping kesehatan Presiden Sukarno yang hobi menebarkan pengaruh positif dalam berbagai bidang kehidupan.
Baca Juga: Profil Soedjatmoko, Anggota Konstituante yang Bikin Jengkel Sukarno
Tak jarang orang-orang di sana mengenal dr. Soeharto sebagai seorang motivator yang ramah senyum. Kecerdasan sebagai dokter tak diragukan lagi, sebab selain sebagai pakar kesehatan, dr. Soeharto juga seorang medis yang serba bisa.
Hal ini tercermin dalam pekerjaan dr. Soeharto yang tidak terbatas berprofesi sebagai dokter. Sebab Presiden Sukarno pernah menunjuk dokter pribadinya itu menjadi menteri perindustrian rakyat, menteri perdagangan, dan menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Selain menjadi figur dokter yang serba bisa, anak bangsa asal Klaten yang akan mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 7 November 2022 ini juga pernah memberikan ketenangan pikiran Sukarno ketika mengalami sakit yang serius.
Saat itu Presiden Sukarno sudah pesimis ajal sebentar lagi menjemputnya. Namun di sela operasi oleh para dokter bedah, dr. Soeharto menenangkan Sukarno.
”Djangan kuatir Presiden Sukarno, kami akan memberikan perawat-perawat jang berpengalaman untuk mendjaga Tuan”.
Pemimpin yang terkenal sebagai “penggemar wanita” ini langsung tersentak bahagia. Sebab sebelum operasi, beliau memikirkan perawat-perawat wanita yang cantik dan mempesona.
Akhirnya Presiden Sukarno mengaku, selama dokter Soeharto masih bertugas mendampingi kesehatannya, maka semangat hidup Bung Karno akan terus tumbuh sekalipun seribu tahun lagi lamanya.
Kelakar ini sebagaimana mengutip Cindy Adams dalam buku Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia” (2007). (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)