Profil Gombloh sebagai seorang penyanyi sekaligus penulis lagu jenius jarang diketahui oleh generasi muda saat ini. Kisah Gombloh sebagai penyanyi legend seakan hilang tertelan zaman, bahkan sebagian ada yang menganggap musiknya terlalu ketinggalan jaman.
Padahal karya-karya Gombloh saat itu sangat laris di pasaran, bahkan musik-musik Gombloh masuk dalam daftar karya musisi kenamaan Indonesia seperti Iwan Fals dan Ebiet G Ade. Hal ini karena karya Gombloh selalu meliput realitas kehidupan sosial masyarakat kecil.
Baca Juga: Profil Mochtar Apin, Seniman Modern Pejuang Kebebasan Berekspresi
Untuk mengenang kembali nama besar Gombloh, penulis bermaksud membahas kehidupan, dan karir bermusik sang legenda pada medio 1980-an. Bagaimana kisahnya?
Profil Gombloh, Musisi Legendaris Tahun 1980-an
Gombloh yang memiliki nama asli Soedjarwoto Soemarsono lahir pada tanggal 12 Juli 1948 di Jombang, Jawa Timur.
Sejak kecil Gombloh hidup dari keluarga yang berkecukupan, bahkan ketika Gombloh lahir penuh dengan kisah dramatis akibat peristiwa Agresi Militer Belanda di Jawa Timur sedang berkecamuk.
Meskipun demikian Gombloh selamat dan tumbuh menjadi anak yang sehat. Ayahnya bernama Slamet terkenal sebagai pedagang ayam potong di salah satu pasar tradisional Kota Jombang, Jawa Timur.
Sang ayah menginginkan anaknya pintar dan sukses kala dewasa. Namun apa daya, teman-temannya sering membully. Mereka menyebut Gombloh kecil dengan sebutan Nggomblohi yang berarti pura-pura bodoh.
Namun ejekan ini ternyata berbuah manis. Sebab karena nama ini dipakai Soedjarwoto manggung, “Gombloh” jadi musisi terkenal dan sukses.
Karir sukses Gombloh dalam bermusik tercatat sejarah ketika Ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Adapun grup band pertama yang didirikan penyanyi Madu dan Racun ini Bernama ”The Dangerous”. Grup Band ini biasa manggung di caffe-caffe dengan membawakan lagu-lagu The Beatles.
The Dangerous semakin terkenal dan mengantarkan Gombloh melanglang perjalanan musiknya hingga ke Bali dan di sana membentuk Grup Band baru bernama”The Sheeryl”.
Menurut Mukhamad Yunus Priambodo dalam Jurnal Avatara: e-Journal Pendidikan Sejarah, Vol. 1, No. (2) Mei 2013 berjudul, ”Perjalanan Gombloh dalam Panggung Musik Indonesia Tahun 1969-1988” sepulangnya dari Bali, Gombloh sukses berkarir di dunia seni tarik suara. Profil Gombloh sebagai penyanyi ternyata juga terkenal sebagai penulis lagu yang spontan.
Terkenal sebagai Penyanyi Sekaligus Penulis Lagu yang Spontan
Karir suksesnya menjadi penyanyi Gombloh juga terkenal dengan prestasinya sebagai penulis lagu secara spontan. Banyak orang-orang heran pada Gombloh, sebab dalam situasi seramai apapun, seberantakan apapun, Ia tetap bisa menulis lagu yang bagus.
Salah satunya Gombloh pernah menulis lirik lagu berjudul ”Kugadaikan Cintaku” dalam Album ”Semakin Gila” (1986). Menurut berbagai pengakuan teman-teman grup band, Gombloh menciptakan lagu tersebut dalam waktu tidak lebih dari satu jam.
Baca Juga: Profil S Bagio, Calon Ambtenaar yang Jadi Komedian Sukses
Mereka terkagum-kagum oleh kemampuan Gombloh tersebut. Gombloh bisa menulis lagu yang enak didengar dan mendapatkan banyak tepuk tangan penonton tatkala manggung. Padahal lirik lagu-lagu Gombloh dikerjakan seperti main-main.
Sebagian mempercayai prestasi Gombloh tersebut akibat perjalanan meniti karir yang lama dalam dunia musik. Bahkan sejak SMP karir musik Gombloh sudah kelihatan “jadi”.
Oleh sebab itu tak heran apabila kepiawaian membuat lirik secara spontan sering dilakukan Gombloh ketika ide-ide itu muncul.
Meninggal pada Usia Muda
Kejeniusan Gombloh sebagai penulis lagu yang spontan membuat keadaan fisiknya buruk. Sebab setiap malam Ia tidak tidur akibat menunggu inspirasi membuat lagu.
Gombloh percaya pada waktu orang-orang tidur malam hari, saat itu pula inspirasi dalam berkesenian bermunculan.
Baca Juga: Profil Eddy Gombloh, Komedian Legendaris dari Yogyakarta
Karena sering melakukan begadang, organ penting pernafasan Gombloh terganggu. Ketika Ia memeriksakan sakitnya ke dokter, Gombloh ternyata terkena sakit paru-paru.
Namun meskipun paru-parunya bermasalah, Ia tetap merokok, dan membandel tidak mengurus keadaan fisiknya.
Menurut kesaksian teman-temannya di panggung hiburan Surabaya, Jawa Timur mereka kerap menyaksikan Gombloh mengeluarkan darah dari mulutnya tatkala berbicara, dan bersin.
Namun pria berperawakan kurus ini tetap memaksa tubuhnya baik-baik saja dengan terus berkarya dalam bermusik.
Sakit Gombloh semakin parah, dan nyawanya tak tertolong lagi. Gombloh meninggal dunia pada usia 39 tahun. Tepatnya meninggal pada tanggal 9 Januari 1988 di kediamannya, Surabaya Jawa Timur.
Dunia hiburan dan seni tarik suara Indonesia berduka. Mereka kehilangan musisi terbaik untuk selama-lamanya. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)