Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah bisa kita teladani. Abu Ubaidah bin Jarrah merupakan sahabat Nabi yang paling dipercaya karena kisahnya yang memiliki kejujuran tinggi. Ia juga menjadi sahabat nabi pertama yang memeluk agama Islam.
Wajah Abu Ubaidah selalu terlihat berseri-seri. Matanya juga bersinar dan selalu ramah kepada semua orang. Bahkan banyak orang yang merasa simpati kepadanya. Selain memiliki sifat yang lemah lembut, ia juga sangat tawadhu serta pemalu.
Meski demikian, pada saat menghadapi suatu urusan penting, ia akan sangat cekatan menghadapi hal tersebut.
Baca Juga: Kisah Suhaib Ar Rumi, Rela Melepas Kekayaan Demi Keimanan
Keteladanan Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah
Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang sudah mendapatkan jaminan masuk surga. Abu Ubaidah memiliki seorang ayah yang bernama Abdullah bin Jarrah.
Ia merupakan golongan kaum Quraisy, yaitu suku Al-Harith bin Fihr dan lahir pada tahun 582 M, tepatnya di Kota Mekkah.
Bahkan, ia juga termasuk salah satu orang Quraisy yang istimewa. Selain memiliki wajah berseri dan pemalu, ia juga tidak cepat mendustakan jika ada orang yang berbicara.
Menjadi Sahabat Kepercayaan Nabi
Abu Ubaidah bin al-Jarrah merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga mendapatkan banyak tugas penting. Sebab, Abu Ubaidah adalah sahabat kepercayaan Nabi.
Abu Ubaidah yang merupakan golongan Assabiqunal Awwalun ini juga memiliki ketaatan dan keimanan yang tinggi. Maka dari itulah, ia termasuk dalam sepuluh sahabat Nabi yang sudah mendapatkan jaminan masuk surga.
Sesudah ia memeluk agama Islam, Abu Ubaidah juga terus berjuang pada jalan Allah SWT dan terus menjadi fisabilillah. Bahkan, ia juga ikut turun langsung dari perang satu ke perang yang lainnya.
Memiliki Sifat Jujur dan Amanah
Sifat Abu Ubaidah memang sangat jujur dan amanah. Sifat inilah yang membuat Rasulullah SAW menetapkan Abu Ubaidah sebagai komandan pada Perang Khabath.
Abu Ubaidah juga mendapatkan perintah pergi ke Yaman untuk kepentingan mengajarkan Al Qur’an dan sunnah di Yaman.
Tak hanya itu saja, Abu Ubaidah juga menjadi satu-satunya sahabat Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja serta berdakwah di luar Madinah. Sampai pada akhirnya, Abu Ubaidah menjadi seorang pemimpin umat di wilayah Syam.
Baca Juga: Kisah Jalut dan Thalut, Bani Israil Melawan Kaum Amaliqah
Sabar Menjalani Hidup Penuh Penindasan
Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang Muslim, Abu Ubaidah ternyata sering mengalami masa-masa yang cukup menderita. Sebab, Abu Ubaidah sering mendapatkan perlakukan seperti penindasan yang sangat kejam dari kaum Quraisy.
Penindasan yang dilakukan oleh kaum Quraisy tersebut terjadi di Makkah sejak permulaan sampai dengan akhir. Abu Ubaidah juga turut menderita bersama dengan kaum muslimin yang lainnya.
Meski demikian, ia tetap teguh menerima berbagai macam-macam cobaan. Selain itu, ia juga tetap setia membela Rasulullah SAW dalam berbagai macam kondisi.
Pernah Menolong Nabi dalam Perang Uhud
Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah selanjutnya yaitu pada saat ia mengikuti Perang Uhud. Pada saat itu, Abu Ubaidah selalu berdiri dengan posisi yang tak jauh dari Rasulullah SAW. Ia juga selalu bersiaga melindungi Nabi Muhammad dari kejahatan para kaum musyrikin yang ingin membunuh Nabi.
Pada saat Rasulullah SAW terluka, Abu Ubaidah akan selalu datang membantu dengan lebih cepat. Bahkan, pernah suatu ketika dalam peperangan pipi Rasulullah SAW tertancap dua perisai, seketika Abu Ubaidah mencopotnya sampai dua giginya patah.
Membunuh Ayahnya dalam Perang Badar
Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah yang paling menyita perhatian pada saat Perang Badar yaitu ketika Abu Ubaidah bertemu dengan ayahnya sendiri yang sebagai musuh.
Perlu Anda tahu, Ayah Abu Ubaidah bukanlah orang yang iman dan taat seperti sang anak. Bahkan, ia menantang sang anak dalam Perang Badar ini.
Ketika berperang melawan Abu Ubaidah yang merupakan anaknya sendiri, sang ayah akhirnya merasa terpojok. Ketika sang ayah sudah banyak terluka dalam peperangan tersebut, akhirnya Abu Ubaidah pun menghabisi sang ayah hingga tewas.
Baca Juga: Kisah Imam Jalaludin As Suyuthi, Ulama dengan Ratusan Karya
Abu Ubaidah merupakan seorang yang memiliki akhlak mulia. Adapun rasa tega dan kuat dalam dirinya ketika perang berhadapan dengan sang ayah adalah kekuatan dari Allah SWT.
Allah SWT yang menguatkan Abu Ubaidah hingga berani membunuh ayahnya sendiri. Tanpa keimanan yang kuat, hal ini tidak mungkin terjadi.
Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah yang jujur, amanah, dan taat inilah yang patut kita jadikan sebagai teladan dalam kehidupan kita. (R10/HR-Online)