Minggu, Mei 4, 2025
BerandaBerita TerbaruPenangkapan Si Pitung Tahun 1893, Jawara Betawi Kontroversial

Penangkapan Si Pitung Tahun 1893, Jawara Betawi Kontroversial

Pada hari Sabtu tanggal 18 Oktober 1893 berbagai surat kabar Belanda memberitakan penangkapan Si Pitung, jawara asli Betawi yang kontroversial.

Menurut surat kabar zaman Hindia Belanda, sebelum Si Pitung tertangkap oleh opas-opas kolonial, perilaku setiap hari sang Jawara tersebut meresahkan pemimpin opas bernama Tuan Hinne.

Keamanan daerah “Batavia Dalam” (Weltevreden) terancam oleh berbagai tindakan kriminal yang dilakukan Si Pitung dan komplotannya. Mereka merampok Belanda dan orang-orang Timur Asing untuk nantinya membagi seluruh harta mereka pada orang tak mampu.

Sebelum meninggal dunia, kisah tewasnya Si Pitung di tangan Belanda tak seperti kebanyakan orang tahu. Si Pitung tak mati karena peluru emas/perak melainkan akibat jebakan dari pengikutnya yang berkhianat.

Baca Juga: Sejarah Pabrik Gula Modjopanggung, Dipimpin Tokoh Emansipasi Wanita Belanda

Si Pitung tewas tertembak revolver opas Belanda setelah mata-mata yang dahulu jadi pengikutnya memberitahukan keberadaan lengah sang Jawara legendaris tersebut.

Uniknya meskipun Si Pitung tertembak ada dada sebelah kanan, nyawa jagoan Betawi itu lama berakhirnya. Kurang lebih sampai meninggal menunggu waktu 5 jam. Dan menariknya sebelum meninggal, Si Pitung meminta minum Es Tuak.

Sejarah Penangkapan Si Pitung di Kota Bambu

Menurut surat kabar Hindia Olanda yang terbit pada 18, Oktober 1893 bertajuk, “Pitoeng Tertangkap”, kekalahan jawara Betawi yang melegenda ini tertangkap oleh opas kolonial di daerah Kota Bambu, sekitar Weltevreden Batavia.

Penangkapan Si Pitung dipimpin oleh komandan opas bernama Tuan Schout Hinne. Sebelumnya Hinne memperoleh informasi keberadaan Si Pitung dari mata-mata bayaran, yaitu teman sekaligus pengikut Si Pitung.

Mereka berkhianat pada Si Pitung, uang banyak imbalan penangkapan Pitung membuat mereka buta akan kebersamaan dengan sang Jawara. Oleh sebab itu mereka membocorkan keberadaan dimana Si Pitung berada sedang lengah dan jauh dari siap untuk bertarung.

Ketika para Opas Belanda menemukan Si Pitung sedang berjalan ditengah hutan, letusan peluru dari revolver mereka bertubi-tubi mengarahkannya ke titik sang legenda.

Pitung berlari berusaha menghindari peluru tersebut, namun para Opas Belanda terus mengejar. Menurut berita Hindia Olanda (1893) sempat ada kejar-kejaran antara Si Pitung dengan komplotan Tuan Hinne.

Baca Juga: Sejarah Pajak Peneng, Pajak Sepeda Warisan Kolonial Belanda

Akhirnya Si Pitung tertangkap di sebuah kuburan keramat. Konon berlindungnya di tempat itu untuk meminta pertolongan keselamatan –terutama membuat dirinya dikarunia ilmu kekebalan.

Namun semua itu gagal, tidak seperti cerita rakyat pada umumnya menggambarkan Si Pitung itu kebal sebab pada kenyataannya ia tewas tertembak oleh senapan opas berpeluru biasa yang tembus ke dada sebelah kanan.

Menggotong Si Pitung ke Stadsverband

Meskipun luka Si Pitung parah, mantan Jawara di Weltevreden ini tak lantas menyerah dan meninggal dunia. Konon Si Pitung baru dapat dikatakan meninggal dunia setelah 5 jam berlalu komplotan Opas Tuan Hinne mengangkutnya ke Stadsverband (pusat kota) di Weltevreden Batavia.

Adapun tujuan tuan Hinne membawa Si Pitung ke pusat kota antara lain untuk menunjukan bahwa siapapun yang coba-coba berani melawan pemerintah kolonial, maka kurang lebih akan bernasib sama seperti ini.

Selain itu langkah mempertontonkan kelemahan Si Pitung di depan masyarakat Batavia juga merupakan penanda (simbol) bahwa pemerintah kolonial pemegang kekuasaan mutlak. Tak ada seorangpun yang bisa melawan kekuasaan Belanda.

Tak lama setelah dipertontonkan ke muka umum, Si Pitung dikabarkan telah meninggal dunia tepat pada pukul 7 malam waktu Batavia.

Semua orang yang pernah dibela Si Pitung menangis, suasana sedih dan haru menyelimuti perasaan orang Betawi. Mereka tak lagi mempunyai jagoan pelindung dari tekanan orang Belanda. Si Pitung benar-benar telah tiada.

Baca Juga: Ordonnantie Andjing Gila, Kebijakan Kolonial Berantas Rabies Tahun 1927

Sebelum Meninggal, Si Pitung Sempat Minta Minum Es Tuak

Menurut surat kabar Hindia Olanda (1893), sebelum meninggalnya Si Pitung di Stadsverband, dalam keadaan yang penuh luka dan lemas Si Pitung meminta minum es tuak. Ini ia katakan sebagai permintaan terakhir sebelum pergi menuju keabadian.

Peristiwa ini sebagaimana mengutip surat kabar tersebut berikut ini: “koetika ia maoe mati, tjoema ia biasa minta pada pendjaganja satoe glas toewak manis dan ijs (es). Tetapi tida sampe dikasi”.

Namun tragisnya permintaan terakhir Si Pitung ditolak oleh Opas penjaganya. Ini yang membuat Pitung semakin lemah dan pupus harapan. Semua pengorbanannya pada rakyat kecil dibayar sifat-sifat keji kolonial yang semakin hari merajai kasta kehidupan di tanah Betawi.

Setelah penangkapan Si Pitung, Tuan Hinne mendapatkan bintang penghargaan dari Ratu Belanda bergelar, Broeder van den Nederlandsche Leeuw. Peristiwa ini sebagaimana mengutip Hindia Olanda (1893) berikut:

“Toean Hinne soedah dapet koernia-an bintang “Broeder van den Nederlandsche Leeuw dari sebab banjak kerdjaan besar jang ija telah perboewat”. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Jari Tangan Bengkak karena Cincin Susah Dilepas, Warga Tasikmalaya Minta Pertolongan ke Damkar

Jari Tangan Bengkak karena Cincin Susah Dilepas, Warga Tasikmalaya Minta Pertolongan ke Damkar

harapanrakyat.com,- Seorang ibu datang mengendarai sepeda motor matic bersama anaknya ke Markas Damkar Kota Tasikmalaya di Kecamatan Bungursari. Ia sengaja meminta tolong lantaran jari...
Diduga Faktor Ekonomi, Warga Bojongkantong Banjar Nekat Akhiri Hidup Bikin Geger, Tinggalkan 2 Anak yang Masih Kecil 

Diduga Faktor Ekonomi, Warga Bojongkantong Banjar Nekat Akhiri Hidup Bikin Geger, Tinggalkan 2 Anak yang Masih Kecil 

harapanrakyat.com,- Warga di Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat geger adanya seorang perempuan yang diduga nekat mengakhiri hidup di rumahnya. Peristiwa yang...
Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Hujan meteor adalah salah satu fenomena astronomi memukau dan layak menjadi momen istimewa yang dinantikan semua orang. Salah satu fenomena yang bakal hadir sebentar...
Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

harapanrakyat.com,- Ribuan warga kompak mengikuti kegiatan jalan santai Sumedang Sehat. Jalan santai kolaborasi dengan komunitas "Sumedang Walkers" ini, mulai dari kawasan Lapangan Pusat Pemerintahan...
Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran, Jawa Barat, Citra Pitriyami, memiliki pendekatan tersendiri untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bukan mengirim ke barak militer atau TNI, namun pihaknya...
Duta Besar Belanda

Duta Besar Belanda Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

Dukungan untuk Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 tak hanya datang dari masyarakat Indonesia saja, tapi juga dari Duta Besar Belanda, Marc Gerritsen....