Minggu, Mei 4, 2025
BerandaBerita TerbaruTetamoe Malem di Surabaya, Kisah Maling Tak Kasat Mata Tahun 1920-an

Tetamoe Malem di Surabaya, Kisah Maling Tak Kasat Mata Tahun 1920-an

Pada tahun 1920-an di Surabaya terdapat satu musim bernama Tetamoe Malem. Musim Tetamoe Malem merupakan istilah umum masyarakat Surabaya menggambarkan ketegangan mereka menghadapi maling tak kasat mata.

Konon Tetamoe Malem dipercaya sebagai komplotan maling yang sakti. Tapi ada pula sebagian masyarakat yang mempercayai Tetamoe Malem adalah pekerjaan tuyul. Mereka sengaja dipelihara oleh seseorang untuk merampok harta demi kekayaannya.

Pada puncak kegemparan peristiwa ini terjadi tatkala semalam di waktu yang sama, ada belasan warga yang kehilangan harta. Tiba-tiba emas, berlian, dan uang hilang, padahal sama sekali tak ada bekas jejak manusia yang mengambil.

Baca Juga: Penangkapan Si Pitung Tahun 1893, Jawara Betawi Kontroversial

Saking ramainya peristiwa ini, sampai-sampai pemerintah kolonial terlibat mencari siapa pelaku kejahatan tersebut. Namun sampai dilakukan pengamanan yang ketat, tetap maling tak tertangkap. Kekecewaan ini berakhir pada pemanggilan dukun, menerawang siapa pelaku sebenarnya.

Tetamoe Malem Istilah Terkenal Sebutan Maling Tak Kasat Mata di Surabaya

Menurut suratkabar Sin-Jit-Po yang terbit pada hari Jum’at, 9 April 1926 bertajuk, “Tetamoe Malem”, para pelaku maling sakti berjuluk Tetamoe Malem di Surabaya telah merugikan belasan warga di Kampung Donokerto, Kaliondo, Jawa Timur.

Salah seorang korban perampokan maling tak kasat mata ini adalah orang Hokkian (Tionghoa) bernama, Liem Le. Ia merupakan seorang pedagang kretek. Konon selain uang dan emas kretek mahal juga ikut ludes digondol maling misterius.

Pernyataan Liem Le tentang peristiwa itu termuat dalam Sin-Jit-Po (1926) sebagaimana berikut ini:

Serenta ia masoek dan preksa ia poenja barang djoealan ternjata disana itoe Tetamoe soedah gondola barang-barang seperti; 36 pak tembako warning, 3 blik besar sigaret double ace, 20 pak sigaret Westminster, oewang contant dari latjinya medja dasar f. 10. 16 stel djas, celana, doewa ondjie dan lain sebagainja”.

Baca Juga: Sejarah Pabrik Gula Modjopanggung, Dipimpin Tokoh Emansipasi Wanita Belanda

Setelah peristiwa ini terjadi, warga di kampung Donokerto melakukan aktivitas ronda rutin. Mereka keliling malam, berjaga-jaga menghindari terjadinya kejadian yang sama menjadi korban Tetamoe Malem.

Namun upaya ini selalu gagal dan sia-sia. Sebab pada akhirnya para Tetamoe Malem di Surabaya ini selalu bebas keluar masuk pintu rumah orang-orang berduit menggasak seluruh hartanya sampai tak tersisa.

Pemerintah Kolonial Mengerahkan Opas Tangkap Tetamoe Malem

Demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah kolonial, penangkapan pelaku Tetamoe Malem dilakukan dengan mengirim 1 kompi opas untuk beroperasi menjaga kampung Donokerto.

Opas-opas Belanda bersenjata lengkap berjaga hampir di setiap sudut kampung. Mereka melakukan ronda keliling bersama masyarakat. Sampai subuh tiba baru operasi ronda selesai. Kegiatan ini mereka lakukan setiap malam tanpa henti.

Namun hasilnya belum memuaskan. Tetap saja ada yang jadi korban kemalingan. Hal ini tentu membuat geram pemerintah, mereka merasa dipecundangi oleh si maling. Sebab penjagaan ketat yang terstandarisasi tetap bisa ditembus oleh si pelaku Tetamoe Malem.

Emosi pemerintah kolonial semakin memuncak pada aksi maling tak kasat mata tersebut. Peristiwa ini terjadi setelah komandan opas bernama Darsiman menjadi salah satu korbannya.

Kejadian ini sebagaimana yang tergambar dalam kutipan surat kabar Sin-Jit-Po (1926) sebagai berikut:

“keroegian opas Darsiman jang terletak di Tj. Perak, itoe Tetamoe Malem soeda gondola Darsiman punja Hoorioge perak pake rante nickel dan satoe maenan oewang mas sama sekali harga f. 49. 60. Tak teroengkap!”

Baca Juga: Sejarah Pajak Peneng, Pajak Sepeda Warisan Kolonial Belanda

Memanggil Dukun, Cara Mengetahui Pelaku Tetamoe Malem

Karena kesal tak bisa mendapatkan siapa pelaku Tetamoe Malem, pemerintah kolonial yang bersinergi dengan warga di kampung Donokerto Surabaya memanggil dukun untuk mengetahui misteri siapakah maling tak kasat mata ini.

Menurut penerawangan sang dukun, pelaku Tetamoe Malem yang sering bolak-balik menggasak harta masyarakat di Jawa Timur adalah makhluk gaib tak terlihat berbentuk tuyul.

Mereka ditugaskan oleh seorang majikan yang berasal dari luar Jawa. Entah siapa pelakunya si dukun masih meraba-raba. Konon kekuataan si pemilik makhluk gaib ini begitu tinggi sehingga perlu melawannya dengan konsentrasi yang tinggi pula.

Walaupun demikian si dukun sakti memberi semacam jampi-jampi untuk memagari rumah dari serangan kembali Tetamoe Malem.

Selain itu si dukun itu juga memberikan wejangan dan beberapa perintah menyediakan sesaji termasuk menaruh yuyu (kepiting sungai yang kecil) di depan gerbang rumah.

Konon ini bisa mencegah tuyul masuk ke rumah dan mengambil harta orang tersebut. Si maling tak kasat mata ini akan betah memainkan yuyu hingga waktunya habis dan kembali ke si majikan tanpa membawa harta berharga.

Itulah kejadian misterius maling tak kasat mata di Surabaya, Jawa Timur yang terkenal dengan istilah Tetamoe Malem pada tahun 1926. Ternyata mitos-mitos tentang maling gaib (tuyul) sudah ada sejak dulu. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Jari Tangan Bengkak karena Cincin Susah Dilepas, Warga Tasikmalaya Minta Pertolongan ke Damkar

Jari Tangan Bengkak karena Cincin Susah Dilepas, Warga Tasikmalaya Minta Pertolongan ke Damkar

harapanrakyat.com,- Seorang ibu datang mengendarai sepeda motor matic bersama anaknya ke Markas Damkar Kota Tasikmalaya di Kecamatan Bungursari. Ia sengaja meminta tolong lantaran jari...
Diduga Faktor Ekonomi, Warga Bojongkantong Banjar Nekat Akhiri Hidup Bikin Geger, Tinggalkan 2 Anak yang Masih Kecil 

Diduga Faktor Ekonomi, Warga Bojongkantong Banjar Nekat Akhiri Hidup Bikin Geger, Tinggalkan 2 Anak yang Masih Kecil 

harapanrakyat.com,- Warga di Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat geger adanya seorang perempuan yang diduga nekat mengakhiri hidup di rumahnya. Peristiwa yang...
Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Hujan meteor adalah salah satu fenomena astronomi memukau dan layak menjadi momen istimewa yang dinantikan semua orang. Salah satu fenomena yang bakal hadir sebentar...
Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

harapanrakyat.com,- Ribuan warga kompak mengikuti kegiatan jalan santai Sumedang Sehat. Jalan santai kolaborasi dengan komunitas "Sumedang Walkers" ini, mulai dari kawasan Lapangan Pusat Pemerintahan...
Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran, Jawa Barat, Citra Pitriyami, memiliki pendekatan tersendiri untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bukan mengirim ke barak militer atau TNI, namun pihaknya...
Duta Besar Belanda

Duta Besar Belanda Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

Dukungan untuk Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 tak hanya datang dari masyarakat Indonesia saja, tapi juga dari Duta Besar Belanda, Marc Gerritsen....