Minggu, Mei 4, 2025
BerandaBerita TerbaruKecelakaan Maut di Surabaya Tahun 1937, Wanita Tionghoa Terlindas Truk

Kecelakaan Maut di Surabaya Tahun 1937, Wanita Tionghoa Terlindas Truk

Pada hari Sabtu, 30 Mei 1937 pukul 09.00 pagi telah terjadi kecelakaan maut yang menewaskan seorang gadis lajang Tionghoa di jalan Toendjoengan –persis di depan Hotel Oranye Surabaya, Jawa Timur.

Kecelakaan itu melibatkan mobil truk dengan seorang penyeberang yang lalai. Menurut saksi yang melihat peristiwa ini, konon si wanita muda Tionghoa itu hendak menyeberang jalan dengan rusuh.

Karena terburu-buru menyeberang ia tak menghiraukan mobil truk yang melaju kencang dari arah kiri.

Kelalaian ini kemudian memberikan akhir yang tragis. Wanita cantik berdarah Hoakiao ini tewas ditempat karena terlindas oleh truk bermuatan penuh.

Baca Juga: Gerakan Teosofi Barat di Jawa Abad 19, Didominasi Kalangan Priyayi

Sang sopir sempat melarikan diri berupaya meninggalkan tanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Namun tak lama setelah veld politie mengejarnya, ia pun tertangkap dan mendekam di jeruji besi penjara blok kriminal.

Menurut media yang meliput kejadian ini menyebut jika peristiwa maut ini merupakan kecelakaan paling tragis sepanjang tahun 1937. Lantas bagaimana tanggapan pemerintah kolonial mendengar berita ini? Apakah akan dibentuk program baru seperti rasionalisasi lalu lintas? Berikut ulasannya.

Imbas Kecelakaan Maut di Surabaya Tahun 1937, Veld Politie Memberikan Rambu-rambu Penyeberangan

Setelah kejadian maut di atas berlalu, tak sampai satu bulan pihak veld politie diberikan anggaran untuk mendirikan rambu-rambu penyeberangan jalan.

Pemerintah kolonial menaruh simpati pada peristiwa maut yang menimpa wanita Tionghoa itu. Khususnya para pamong pemerintah tidak ingin kejadian ini terulang. Maka dari itu mereka menyarankan supaya pemerintah menggelontorkan dana yang tak seberapa untuk membangun simbol berhenti dan maju untuk para pejalan kaki.

Sebelum kejadian maut ini, seberang jalan Toendjoengan memang sering terjadi musibah kecelakaan. Hanya saja para korbannya masih bisa tertolong dari maut. Mereka selamat karena peristiwa yang dialaminya tergolong kecelakaan ringan.

Dengan adanya rambu-rambu lalu lintas yang mencolok diharapkan akan meminimalisir kecelakaan. Namun pihak veld politie menyadari pemberian rambu saja tidak cukup, sebab pada hakikatnya masyarakat Surabaya baru melihat simbol lalu lintas. Agar program ini berhasil, veld politie menyarankan pemerintah untuk mensosialisasikan penggunaan lampu tersebut.

Pengemudi Truk Seorang Perempuan yang Terburu-buru

Menurut surat kabar Soeara Oemoem yang terbit pada tanggal 8 Mei 1947 bertajuk, “Ketjelakaan Ngeri: Njonjah Mati Ditabrak Auto”, pengemudi truk yang menabrak gadis Tionghoa di jalan Toendjoengan itu juga seorang perempuan. Dua-duanya adalah kaum ibu yang sedang terburu-buru.

Konon supir truk yang menabrak wanita Tionghoa itu terburu-buru mengantarkan pesanan pelanggan. Kebetulan ia adalah seorang pedagang kayu –khusus kayu-kayu antik yang terbuat dari batang pohon jati.

Saat peristiwa tersebut terjadi posisi mobil yang dikemudikannya sedang mengangkut kayu jati berbobot ton-tonan.

Baca Juga: Nyonya Ong Thay Hoo, Tionghoa Kaya Asal Bandung Jadi Korban Perampokan 1926

Pengemudi truk orang yang belum lancar menyetir. Ia memaksakan diri untuk membawa mobil besar ini karena para suami yang biasa mengantar barang sedang tidak ada di rumah –tidak diceritakan sedang ke mana.

Karena sudah janji dengan pembeli untuk dikirim pada hari itu, maka ia dengan berani mengemudikan truk walaupun dengan laju yang tersendat-sendat.

Akibat keberanian yang tak diperhitungkan dengan matang, sang sopir mendapat apes. Ketika mobilnya melintasi jalan Toendjoengan, dilindaslah seorang gadis Tionghoa yang malang.

Adapun kutipan dari Soeara Oemoem (1937) yang menerangkan pengemudi truk seorang perempuan ugal-ugalan terlihat dalam cuplikan berikut ini:

“Waktoe itoe njonjah itoe roepanja lalai tidak melihat hoeroe-hara didjalan lebih doeloe sebeloem ia menjeberang itoe. Hingga tidak melihat djoega datangnja satoe auto two seater (truk) jg dikemudikan supir wanita belon lantjar bermuatan kaju djati datang dari djoeroesan Simpangklok”.

Jadi Headline di Koran Pribumi

Gadis Tionghoa malang korban tabrak lari itu sungguh tragis. Korban meninggal dengan keadaan badan yang gepeng dan mengempis –perut hampir lepas terbelah, kaki dan payudara hampir terpisah.

Menurut saksi yang ada di tempat kejadian perkara, peristiwa ini mengundang banyak perhatian khalayak umum. Mereka yang kebetulan sedang lewat ingin melihat si korban yang meninggal di tempat.

Baca Juga: Kisah Sinyo Indo-Belanda, Si Anak Silang yang Jumawa

Kerumunan orang yang banyak ini telah mengundang wartawan untuk meliput peristiwa duka tersebut. Maka dari itu informasi kecelakaan maut di Surabaya tahun 1937 tersebar ke pelosok negeri dan menggegerkan para pembaca. Jalan Toendjoengan, Hotel Oranye, dan Surabaya menjadi headline di koran-koran milik pribumi dan orang Eropa.

Tragedi tabrakan yang menewaskan satu gadis Tionghoa ini menjadi heboh karena terbilang pertama kali terjadi di daerah Surabaya.

Sebelumnya tidak ada kecelakaan hebat seperti ini. Kehancuran tubuh korban sebagaimana diceritakan di muka membuat setiap orang yang melihat langsung maupun membacanya koran mendadak mual ingin muntah.

Betapa tidak mual dan ikut membayangkan kesakitan si korban karena mobil yang melindasnya bermuatan kayu jati dengan berat ton-tonan. Peristiwa ini sungguh memilukan, etnis Tionghoa di seluruh daerah Hindia Belanda berduka cita. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Jari Tangan Bengkak karena Cincin Susah Dilepas, Warga Tasikmalaya Minta Pertolongan ke Damkar

Jari Tangan Bengkak karena Cincin Susah Dilepas, Warga Tasikmalaya Minta Pertolongan ke Damkar

harapanrakyat.com,- Seorang ibu datang mengendarai sepeda motor matic bersama anaknya ke Markas Damkar Kota Tasikmalaya di Kecamatan Bungursari. Ia sengaja meminta tolong lantaran jari...
Diduga Faktor Ekonomi, Warga Bojongkantong Banjar Nekat Akhiri Hidup Bikin Geger, Tinggalkan 2 Anak yang Masih Kecil 

Diduga Faktor Ekonomi, Warga Bojongkantong Banjar Nekat Akhiri Hidup Bikin Geger, Tinggalkan 2 Anak yang Masih Kecil 

harapanrakyat.com,- Warga di Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat geger adanya seorang perempuan yang diduga nekat mengakhiri hidup di rumahnya. Peristiwa yang...
Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Mengenal Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids yang Terjadi Setiap Bulan Mei

Hujan meteor adalah salah satu fenomena astronomi memukau dan layak menjadi momen istimewa yang dinantikan semua orang. Salah satu fenomena yang bakal hadir sebentar...
Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

Ribuan Warga Tumpah Ruah Ramaikan Jalan Santai Sumedang Sehat

harapanrakyat.com,- Ribuan warga kompak mengikuti kegiatan jalan santai Sumedang Sehat. Jalan santai kolaborasi dengan komunitas "Sumedang Walkers" ini, mulai dari kawasan Lapangan Pusat Pemerintahan...
Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

Bukan Kirim ke Barak TNI, Ini Cara Bupati Pangandaran Atasi Siswa Bermasalah

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran, Jawa Barat, Citra Pitriyami, memiliki pendekatan tersendiri untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bukan mengirim ke barak militer atau TNI, namun pihaknya...
Duta Besar Belanda

Duta Besar Belanda Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

Dukungan untuk Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 tak hanya datang dari masyarakat Indonesia saja, tapi juga dari Duta Besar Belanda, Marc Gerritsen....