Minggu, Juni 1, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah RAA Kusumadiningrat, Bupati Galuh yang Beristri Wanita Tionghoa

Kisah RAA Kusumadiningrat, Bupati Galuh yang Beristri Wanita Tionghoa

RAA Kusumadiningrat merupakan salah seorang Bupati Galuh (Sekarang Kabupaten Ciamis) ke-16 yang beristri wanita peranakan Tionghoa pertama. Adapun sang istri yang cantik dan berkulit putih langsat ini bernama The Pit Nio. Konon ia menjadi istri RAA Kusumadiningrat yang ketiga.

The Pit Nio rela dimadu oleh RAA Kusumadiningrat karena ia sangat memimpikan suami seorang pejabat.

Wanita Tionghoa yang dinikahi bupati Galuh ini tumbuh menjadi wanita sosialita. Sebagaimana kebanyakan ibu-ibu pejabat saat ini, The Pit Nio terkenal hobi bersolek dan gemar menghadiri berbagai acara-acara resmi pemerintah mendampingi sang suami.

Menurut berbagai pendapat, RAA Kusumadiningrat mengawini The Pit Nio keduanya berjauhan usia. Bupati Galuh tersebut beristri wanita peranakan Tionghoa saat usianya menginjak kepala 6. Sementara istrinya baru usia 40-an. Kurang lebih usia si suami ke istri terpaut 20 tahun lebih.

Baca Juga: Mengenal Menteri Sosial Pertama Asal Ciamis yang Menikahi Perempuan Ukraina

Kendati begitu karena sang suami adalah orang yang berkuasa di daerah Galuh kala itu, maka dengan senang hati The Pit Nio yang merupakan peranakan Tionghoa rela diperistri seorang kakek-kakek. Berikut akan kami jelaskan beberapa hal penting dan menarik lainnya di bawah ini.

RAA Kusumadiningrat, Bupati Galuh yang Beristri Wanita Peranakan Tionghoa, Sarat Unsur Politik?

Menurut Desvil Riva Shanti dkk, dalam Purbawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi berjudul, “Etnis Tionghoa di Kabupaten Ciamis: Diaspora dan Dinamika Pemukimannya pada Abad ke -19 hingga Pertengahan Abad ke -20” (Vol. 11, (1) Juni 2022, pp. 46-65), pernikahan Bupati Galuh dengan wanita Tionghoa sarat unsur politik.

Desvil mengklaim jika perkawinan mereka berdua merupakan simbol politik yang bersifat mendamaikan kedua etnis (pribumi) dan (Tionghoa) di daerah Ciamis. Sebab sebelum adanya pernikahan ini pribumi dan etnis Tionghoa di Ciamis sering terjadi konflik berkepanjangan.

Apapun bisa dipermasalahkan oleh dua pihak yang saling berseteru. Bahkan suatu ketika terdapat korban tewas akibat konflik tersebut. Etnis Tionghoa yang minoritas kerap menjadi korban yang paling banyak dari konflik ini.

Pernyataan Desvil ini diperkuat dengan pergantian nama The Pit Nio menjadi Ni Raden Ayu Djuwitaningrat. Pergantian nama ini dipercaya untuk melambangkan wanita Tionghoa sama derajatnya dengan wanita pribumi. Bahkan bisa diangkat lebih tinggi menjadi istri pejabat.

Kendati demikian masih ada saja beberapa orang yang melirik peristiwa pergantian nama ini sebagai simbol dominasi etnis Tionghoa terhadap golongan pribumi.

Mereka merasa tersaingi dan dianggap remeh karena simbol yang diusung Bupati Galuh RAA Kusumadiningrat tersebut tidak tepat. Seolah-olah pergantian nama The Pit Nio jadi Ni Rd. Ay. Djuwitaningrat adalah lambang keistimewaan dari seorang pejabat pemerintah.

Baca Juga: Kisah Djoeminta, Robin Hood dari Ciamis

Keturunan The Pit Nio Menjadi Pejuang Revolusi

Perkawinan antara Bupati Galuh, RAA Kusumadiningrat dengan The Pit Nio atau Ni Raden Ayu Djuwitaningrat diberikan keturunan seorang anak laki-laki bernama Ong Hok Djoe atau biasa dipanggil dengan sebutan O. Hardjadinata.

Mengutip Desvil dkk, konon O. Hardjadinata tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang berjiwa revolusioner. Tidak seperti saudara Tionghoa yang lain, ia justru berjiwa nasionalis yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kiprahnya menjadi pejuang kemerdekaan pada tahun 1945.

Hardjadinata aktif menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (Cikal bakal Tentara Nasional Indonesia) di Ciamis. Tugas Hardjadinata dalam BKR adalah mengkoordinasikan masyarakat Tionghoa untuk bergabung bersama tentara menghalau serang Belanda.

Ia menjadi simbol yang tepat untuk rakyat pribumi menghargai etnis Tionghoa di Indonesia. Hardjadinata membuat rakyat Ciamis khususnya –rela berdamai dengan penduduk Tionghoa setelah sebelumnya sering berkonflik akibat adanya stratifikasi sosial yang jomplang.

Oleh sebab itu bisa dikatakan perkawinan antara RAA Kusumadiningrat dengan Ni Raden Ayu Djuwitaningrat telah berhasil membuat pola sosial masyarakat Ciamis damai.

Paling tidak masyarakat setempat bisa menghargai dan memposisikan orang Tionghoa sebagai tetangga bahkan bagian dari keluarga yang baik.

Etnis Tionghoa Kembali Dikhianati Pribumi Tahun 1965

Selepas era revolusi berakhir tepatnya pada tahun 1965, konflik-konflik yang melibatkan pribumi dengan golongan etnis Tionghoa kembali terulang. Peristiwa ini terjadi di mana-mana tak terkecuali dengan Ciamis.

Baca Juga: KRT Aria Sunarja, Bupati Ciamis Tahun 1930 yang Dihadiahi Belanda Liburan ke Eropa

Masyarakat di Ciamis kembali memusuhi etnis Tionghoa akibat penggiringan opini dari berbagai berita anti kiri yang menyebut ada keterlibatan etnis Tionghoa dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Jakarta.

Konon etnis Tionghoa telah berafiliasi mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menghajar pahlawan revolusi. Bahkan negara asal orang Tionghoa di Indonesia digadang-gadang akan membantu dana serta senjata untuk pembentukan Angkatan Kelima.

Angkatan Kelima merupakan angkatan bersenjata yang hendak didirikan oleh PKI untuk menyaingi Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Kepolisian. Angkatan Kelima berasal dari buruh, petani, dan nelayan yang dipersenjatai oleh partai berlogo palu arit.

Akibat peristiwa ini masyarakat pribumi di Ciamis kembali bergejolak memusuhi etnis Tionghoa. Kerusuhan pun terjadi di mana-mana, tidak hanya di kawasan orang Tionghoa dekat alun-alun Ciamis, tapi masyarakat pribumi yang termakan isu di atas menyerang berbagai pemukiman orang Tionghoa hingga ke wilayah kota Tasikmalaya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Selabintana Sukabumi Lembah Halimun, Fakta di Balik Julukan Kota Mati dan Kisah Mistisnya

Selabintana Sukabumi Lembah Halimun, Fakta di Balik Julukan Kota Mati dan Kisah Mistisnya

Selabintana Sukabumi Lembah Halimun merupakan salah satu kawasan yang cukup populer di Jawa Barat. Di sini terdapat Taman Rekreasi Selabintana. Sebuah kompleks wisata recommended...
Jelang Idul Adha, Pengusaha Sapi Lokal di di Kota Banjar Masih Menanti Cuan Melimpah

Jelang Idul Adha, Pengusaha Sapi Lokal di Kota Banjar Masih Menanti Cuan Melimpah

harapanrakyat.com,- Menjelang hari raya Idul Adha 1446 H yang tinggal menyisakan satu pekan lagi, peternak dan pedagang sapi lokal di Kota Banjar, Jawa Barat,...
Era Baru Persib Bandung

Era Baru Persib Bandung, Siap Melantai ke Bursa Saham dengan Investasi Rp 100 Miliar

Kemenangan di Liga 1 2024-2025 membuka era baru Persib Bandung. Berkat kemenangan tersebut, Persib siap melantai ke bursa saham. Hal tersebut diungkapkan CEO PT...
Spesifikasi HP OnePlus Ace 5 Racing, Punya Baterai 7000 mAh

Spesifikasi HP OnePlus Ace 5 Racing, Punya Baterai 7000 mAh

OnePlus Ace 5 Racing belum resmi rilis saat ini. Akan tetapi, ponsel ini sudah berhasil menyita perhatian penggemar. Tak sedikit pecinta gadget yang penasaran...
Cara Mematikan Autoplay di HP Android dan iPhone

Cara Mematikan Autoplay di HP Android dan iPhone

Cara mematikan Autoplay bisa dicoba oleh pengguna ponsel Android maupun iPhone. Namun sebelum melakukannya, pahami dulu sebenarnya apa itu Autoplay. Pada umumnya, istilah tersebut...
Rumah Permanen Nyaris Ludes

Rumah Permanen Nyaris Ludes Terbakar di Cipaku Ciamis, Kerugian Ditaksir Capai Ratusan Juta

harapanrakyat.com,- Rumah permanen nyaris ludes terbakar pada Sabtu (31/5/2025), sekitar pukul 20.00 WIB. Rumah tersebut milik Samjid, warga Dusun Desa Wetan, Desa Ciakar, Kecamatan...