Rabu, Mei 28, 2025
BerandaBerita JabarTragedi Gaplek Singkong Beracun di Cirebon Tahun 1938, 4 Keluarga Petani Miskin...

Tragedi Gaplek Singkong Beracun di Cirebon Tahun 1938, 4 Keluarga Petani Miskin Jadi Korban

harapanrakyat.com,- Tragedi gaplek singkong beracun di Cirebon, Jawa Barat, tahun 1938, merupakan suatu istilah ironis untuk menggambarkan kemiskinan yang menimpa kaum pribumi. Akibat peristiwa gaplek beracun itu, terdapat 4 keluarga petani miskin meninggal keracunan gaplek.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Pertanyaan itu tentu menimbulkan prasangka buruk pada kelompok yang membuat petani miskin makan gaplek singkong. Karena saat itu gaplek merupakan makanan satu-satunya orang pribumi yang terjangkau.

Akibat sistem kolonialisme Belanda, para petani pribumi mengalami kemiskinan. Mereka sering kelaparan lantaran beras, gandum, dan jagung menjadi bahan pokok utama yang hanya bisa dimakan oleh orang Eropa.

Hanya mereka yang kaya atau elit pribumi yang dekat dengan orang Belanda bisa mengonsumsi makanan dari bahan-bahan tersebut.

Sedangkan, orang pribumi miskin yang umumnya kalangan petani hanya boleh makan gaplek. Padahal makanan ini kerap mengandung racun di dalamnya.

Kebiasaan mengkonsumsi gaplek membuat keluarga para petani miskin mengalami keracunan.

Salah satu korban keracunan gaplek adalah keluarga petani miskin di daerah Cirebon. Mereka meninggal dunia setelah memakan gaplek yang diolah sendiri di rumahnya.

Baca Juga: Kisah Gubernur Pertama Jawa Barat Digeledah Pejuang Tasikmalaya

Tragedi Gaplek Singkong Beracun di Cirebon Saat Pemerintah Resmikan Waduk Darma

Menurut catatan kolonial, tragedi gaplek beracun yang menyebabkan 4 orang meninggal dunia itu terjadi berbarengan dengan pemerintah meresmikan pembangunan Waduk Darma.

Peristiwa ini merekam ironisnya 4 anggota keluarga petani miskin pribumi meninggal akibat makan gaplek beracun. Tapi pemerintah kolonial tidak ada rasa simpati pada mereka.

Peresmian pembangunan Waduk Darma justru berlangsung meriah dengan sejumlah seni daerah. Laporan kolonial mencatat peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Oktober 1938.

Meski begitu, ada sebagian orang Belanda yang simpati dengan tragedi gaplek singkong beracun di Cirebon, salah satunya seorang wartawan.

Wartawan baik hati yang menaruh sedih secara mendalam pada keluarga petani pemakan gaplek singkong beracun itu memuat berita duka di koran. Kolom pemberitaannya bersebelahan dengan berita peresmian pembangunan Waduk Darma.

Gaplek Singkong Primadona Orang Eropa untuk Makanan Ternak

Baca Juga: Makanan dari Singkong yang Menyehatkan dan Enak untuk Camilan

Tampaknya gaplek singkong merupakan makanan yang tidak hanya terkenal di Hindia Belanda saja. Pasalnya, gaplek juga menjadi primadona bagi orang Eropa. Namun, ada perbedaan yang sangat mencolok.

Perbedaan itu terletak dari fungsi gaplek singkong sebagai benda yang bersifat konsumsi. Jika di Hindia Belanda gaplek terkenal sebagai bahan pokok makanan rakyat pribumi miskin. Sedangkan, di Eropa gaplek adalah makanan hewan ternak yang terdiri dari sapi dan babi.

Orang Eropa tidak mengkonsumsi gaplek, meskipun mereka menjadikan gaplek sebagai primadona. Tapi primadona makanan untuk hewan ternak.

Penggunaan gaplek sebagai makanan hewan ternak marak terjadi di Belgia, Perancis, dan Scandinavia.

Orang-orang di negara tersebut percaya jika gaplek singkong yang dicampurkan dengan barley dan ampas jagung bisa menghasilkan nutrisi yang baik untuk gizi hewan ternak. Oleh sebab itu, tak jarang gaplek juga diimpor dari negara-negara Asia Tenggara.

Gaplek Makanan Pemicu Penyakit Beri-beri

Baca Juga: Sejarah Banjar Patroman, Sentral Karet Terbesar di Priangan Timur 1920-1962

Laporan kolonial “Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie” 29 September 1933, memberitakan mengenai resiko mengkonsumsi gaplek singkong.

Menurut peneliti biologi dan pangan Belanda, gaplek sebagai makanan utama pemicu penyakit beri-beri yang mematikan.

Tragedi meninggalnya orang pribumi oleh penyakit beri-beri akibat gaplek singkong beracun pernah menimpa 800 orang Wonogiri, Jawa Tengah. Mereka tewas mengenaskan dengan badan yang penuh luka akibat memakan gaplek.

Hal ini membuat pemerintah kolonial mengeluarkan ordonantie (peraturan) yang melarang orang-orang pribumi mengkonsumsi gaplek.

Pasalnya, konsumsi gaplek bisa membuat sanitasi suatu daerah tercemar karena dampak yang timbul, seperti penyakit beri-beri.

Tragedi gaplek singkong beracun juga membuat semua penduduk di Wonogiri trauma. Selain khawatir tertular beri-beri, mereka juga takut jika apa yang menimpa 4 anggota keluarga petani miskin di Cirebon terulang kembali.

Dengan begitu, penduduk pribumi mulai memikirkan alternatif makanan lain. Mereka kemudian menjatuhkan pilihan makanan yang terjangkau, yaitu gandum.

Kebetulan menjelang tahun 1940-an harga gandum cenderung murah dan terjangkau. Akhirnya para petani pribumi miskin bisa terbebas dari resiko penyakit beri-beri dan keracunan akibat gaplek singkong. (Erik/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Mitra Google News Showcase (Berita Pilihan Google) di Indonesia

Perkuat Jurnalisme Lokal dan Berkualitas, Google Luncurkan Berita Pilihan di Indonesia 

harapanrakyat.com,- Selama lebih dari satu dekade, Google telah menjalin kemitraan erat dengan penerbit berita di Indonesia dalam membangun ekosistem media yang berkelanjutan. Komitmen ini...
Begini Kondisi Najwa Shihab Pasca Kepergian Mendiang Suami

Begini Kondisi Najwa Shihab Pasca Kepergian Mendiang Suami

Seperti kabar yang tengah beredar, Najwa Shihab masih berduka setelah kepergian sang suami, Ibrahim Sjarief Assegaf. Sang suami tercinta, menghembuskan nafas terakhirnya pada 20...
Piala Dunia 2025

Siap Hadapi Brasil di Piala Dunia 2025, Nova Arianto: Timnas Indonesia U-17 akan Berjuang Habis-habisan

FIFA akhirnya merilis hasil drawing Piala Dunia 2025 di Doha, Qatar untuk U-17 pada Senin, 26 Mei 2025. Dalam rilis hasil drawing tersebut, Indonesia...
Septian Bagaskara

Akhirnya Beckham Putra Masuk Daftar Garuda Calling, Gantikan Septian Bagaskara

Beckham Putra akhirnya masuk dalam daftar Garuda Calling. Patrick Kluivert tiba-tiba memanggil Beckham untuk menggantikan Septian Bagaskara yang mengalami cedera. Beckham pun rencananya akan mengikuti...
Tahan Ijazah Karyawan

Respon Permasalahan di Kota Banjar, Dewas Tenaga Kerja Jabar: Perusahaan Dilarang Tahan Ijazah Karyawan

harapanrakyat.com,- Dewan Pengawas (Dewas) Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat Wilayah V Priangan Timur, Dwi Astuti Apriyani, menegaskan bahwa pihak perusahaan tidak boleh menahan ijazah...
Jalan Rusak Puluhan Tahun

Jalan Rusak Puluhan Tahun di Tasikmalaya, Warga: PUPR Malah Klarifikasi Bukannya Perbaiki

harapanrakyat.com,- Masyarakat Desa Cidadap, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menanggapi pernyataan Dinas PUPR Kabupaten Tasikmalaya yang menyebut bahwa, tidak sepenuhnya benar jalan rusak...