harapanrakyat.com,- Keluarga dari keturunan Bupati Ciamis ke 16 Raden Adipati Aria Kusumadiningrat, melaksanakan kegiatan tradisi Jamasan di halaman Keraton Selagangga, Jambansari, Ciamis, Senin (25/9/2023).
Puncak dari kegiatan tersebut yakni membersihkan sejumlah benda pusaka peninggalan Kerajaan Galuh.
Jamasan sendiri memiliki arti membersihkan atau menyucikan. Kegiatan ini setiap tahun rutin digelar di bulan Rabiul Awal atau Mulud.
Tradisi Jamasan di komplek Keraton Selagangga Ciamis ini berjalan begitu khidmat. Keluarga keturunan Bupati RAA Kusumadiningrat membawa sejumlah pusaka dari museum Keraton Selagangga ke lokasi tempat jamasan.
Di lokasi kegiatan jamasan sudah hadir sejumlah tamu undangan dari unsur Forkopimda, Kepala SKPD terkait, para budayawan dan juga dari kabuyutan-kabuyutan.
Pusaka tersebut kemudian dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air khusus.
Pelaksanaan pencucian benda pusaka itu diiringi lantunkan ayat suci Al-Quran dan sholawat.
Ketua panitia pelaksana, yang juga keluarga besar keturunan Kanjeng Prabu RAA Kusumadiningrat, Ahmad Sopyan mengatakan, ada 9 pusaka yang dibersihkan dalam kegiatan tradisi jamasan ini.
“Jumlahnya memang relatif banyak, tapi yang kita jamas hari ini jumlahnya 9,” ungkap Oyan (sapaannya).
Baca juga: Sekda Ciamis Sebut Tradisi Jamasan Investasi Budaya
Lanjutnya, tujuan dari kegiatan Jamasan ini tak lain sebagai upaya “ngamumule” tradisi atau budaya yang sudah turun temurun dilaksanakan sejak dulu.
“Kita berharap, kedepan masyarakat tatar Galuh Ciamis, melihat filosofi-filosofi dari Kanjeng Prabu dahulu kala. Mengenal dan mengenang sejarahnya, supaya masyarakat Ciamis kedepan lebih baik dan semakin maju,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia, mengapresiasi kegiatan tradisi jamasan yang dilaksanakan di Keraton Selagangga.
“Kegiatan ini sangat bagus, dalam upaya ngamumule atau melestarikan tradisi. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi itu harus terus ditransformasi, agar generasi penerus tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai jati diri yang terkandung di bumi Galuh ini,” pungkasnya. (R8/HR Online/Editor Jujang)