Perbedaan aqidah dan tauhid memang penting untuk dipahami. Aqidah maupun tauhid adalah dua konsep yang erat kaitannya dalam konteks keagamaan, khususnya dalam agama Islam. Meskipun memiliki hubungan yang erat, tetapi terdapat perbedaan penting antara keduanya menurut ajaran Islam.
Baca Juga: Contoh Rukun Iman, Amalkan dalam Kehidupan Sehari-hari
Pernyataan pribadi sebagai seorang Muslim seharusnya bebarengan dengan dedikasi terhadap pembelajaran agama Islam, mulai dari tingkat dasar hingga mendalam. Penting untuk memiliki pemahaman terhadap konsep dasar akidah dan tauhid.
Apakah Anda sudah familiar dengan konsep-konsep tersebut? Mengetahui apa yang maksud dari akidah dan tauhid serta mengapa keduanya sangat penting bagi umat Islam merupakan bagian integral dari pendidikan agama.
Perbedaan Aqidah dan Tauhid, Konsep yang Erat dalam Islam
Keyakinan (akidah) dan penegasan keesaan Tuhan (tauhid) memiliki peran penting dalam menentukan hubungan antara hamba dan Tuhannya. Kesejahteraan hidup di dunia ini dapat tercapai dengan kokohnya landasan pengetahuan tentang Allah.
Ketergantungan hamba kepada Allah seharusnya melebihi segala ketergantungannya kepada entitas lain. Akidah tauhid juga memberikan kejelasan, ketetapan, dan kestabilan pada orientasi hidup seorang muslim, mencegahnya dari keraguan dan kebingungan.
Pentingnya akidah yang benar menjadi kunci keberhasilan dan keberuntungan baik di dunia maupun akhirat. Dengan memiliki keyakinan yang benar dan kuat, seorang mukmin hanya takut kepada Allah, sementara segala yang lain dianggap remeh dan lemah (dibandingkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah).
Oleh karena itu, memelihara akidah tauhid berarti mengakarkan iman dalam hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan, yang kemudian kita wujudkan dalam amal perbuatan yang baik. Hal tersebut berdasar dari pengetahuan yang memadai.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai perbedaan aqidah dan tauhid:
Definisi Akidah dan Kedudukannya dalam Islam
Untuk memahami perbedaan antara aqidah dan tauhid, sangat penting untuk melakukan analisis mendalam terhadap pengertian keduanya.
Aqidah (اَلْعَقِيْدَةُ) adalah keyakinan yang teguh terhadap suatu hal tanpa ada sedikitpun keraguan (Al Mu’jam Al Washith 2/614). Islam memegang keyakinan (aqidah) yang mutlak benar karena berasal langsung dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam Islam, akidah memiliki peran sentral, menjadi pondasi bagi ajaran lain seperti ibadah dan akhlak. Sebagaimana suatu bangunan membutuhkan pondasi yang kuat, demikian pula akidah yang benar menjadi dasar yang kokoh.
Tanpa fondasi yang teguh, seperti rumah tanpa pondasi, ajaran Islam dapat runtuh. Akidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti mempererat dan mengikat kuat, mencerminkan keyakinan yang tanpa keraguan.
Akidah Islam mencakup iman yang kuat kepada Allah, pelaksanaan tauhid, ketaatan kepada-Nya, iman kepada malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, qada dan qadar, serta prinsip-prinsip agama dan perkara ghaib yang mendapatkan pengakuan melalui Al-Qur’an dan sunah.
Dasar-dasar Akidah
Ini juga bisa menjadi pengetahuan untuk melihat perbedaan aqidah dan tauhid. Dasar utama akidah dalam Islam adalah Al-Qur’an, firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Al-Qur’an menjadi panduan hidup bagi manusia agar selamat dunia akhirat.
Baca Juga: Macam-macam Sholawat Nabi, Amalan Sunnah Penuh Berkah
Allah menuangkan konsep akidah yang benar dalam Al-Qur’an, yang harus umat Islam yakini dan jalani secara mutlak. Untuk memahami lebih rinci, umat muslim diarahkan mengikuti ajaran Rasulullah sebagai contoh hidup.
Selain Al-Qur’an, dasar hukum akidah kedua adalah Hadits atau sunnah yang mencakup perkataan, perbuatan, ketetapan, dan persetujuan Nabi Muhammad sebagai landasan syariat Islam. Keduanya bersama-sama membentuk landasan kuat dalam ajaran Islam.
Tauhid Adalah Prinsip Ketuhanan di dalam Islam
Memahami perbedaan aqidah dan tauhid memang bisa umat Islam lihat melalui definisinya. Beralih ke tauhid adalah keyakinan bahwa Tuhan, penguasa alam semesta, adalah satu-satunya, tanpa anak, istri, atau saudara. Ayat QS. Maryam: 65 menjadi dasar pemahaman tauhid.
Para ulama membaginya menjadi tiga bagian: tauhid rububiyah (menguasai langit dan bumi), tauhid uluhiyah (dipuja dan diibadahi), dan tauhid asma’ wa shifat (nama dan sifat Allah). Tauhid rububiyah menegaskan bahwa Allah mencipta, mengurus, dan memerintah alam semesta.
Tauhid uluhiyah menyatakan hanya Allah yang berhak umat Islam ibadahi. Sedangkan tauhid asma’ wa shifat mengakui nama-nama Allah tanpa tasybih, tamtsil, tahrif, atau penolakan. Ini menggarisbawahi keesaan Allah dan pentingnya tauhid dalam ajaran Islam.
Allah Maha Melihat Hamba-Nya
Pentingnya tauhid asma’ wa shifat terletak pada keyakinan terhadap semua nama dan sifat Allah. Memahami akidah, tauhid, dan pembagiannya dalam Islam meningkatkan pemahaman terhadap ajaran Allah akan menguatkan keimanan.
Selain itu juga memberi pengertian bahwa Allah senantiasa mengawasi tindakan kita. Hal ini juga meneguhkan ajaran Islam secara menyeluruh, menjelaskan keterkaitan antar aspeknya. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, hati-hati dalam tindakan sangat penting, karena melalaikan aturan Allah berpotensi mendatangkan siksaan yang pedih sesuai dengan janji-Nya.
Baca Juga: Pengertian Amal Jariyah dan Keutamaannya dalam Islam
Demikianlah penjelasan tentang perbedaan aqidah dan tauhid. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan keislaman Anda dan menguatkan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. (R10/HR-Online)