harapanrakyat.com,- Situ Leutik di Desa Cibeureum, Kota Banjar, Jawa Barat, awalnya ternyata untuk embung sumber mata air sawah tadah hujan.
Situ buatan yang kini jadi objek wisata tersebut awalnya jadi harapan para petani sawah tadah hujan. Mereka berharap air Situ Leutik bisa mengairi sawah tadah hujan, Namun, hingga kini mimpi itu tak kunjung kesampaian.
Salah seorang petani, Abdurrohman (38) mengatakan, keberadaan Situ Leutik sampai sekarang belum bisa dirasakan manfaatnya oleh para petani. Hal itu lantaran air di embung tersebut belum bisa mengairi persawahan tadah hujan.
Warga sangat menanti pemanfaatan air dari Situ Leutik karena akan membantu meningkatkan produksi padi sawah tadah hujan terutama saat musim kemarau.
Menurutnya, jika air Situ Leutik bisa dialirkan ke sawah, maka produksi padi akan meningkat. Petani yang biasanya hanya satu kali panen, bisa menjadi dua kali panen dalam setahun.
“Harapan kami dari pemerintah kota bisa membantu supaya air Situ Leutik itu bisa mengaliri area persawahan,” kata Abdurrohman kepada harapanrakyat.com, Senin (3/5/2024).
“Saluran irigasi sebetulnya sudah ada cuma banyak yang harus diperbaiki karena sebagian ada yang rusak,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Asal Mula Situ Leutik Kota Banjar, Sumber Airnya di Bawah Pohon Kiara Berusia 200 Tahun
Situ Leutik Kota Banjar Tadinya untuk Embung Sawah Tadah Hujan, Ini Kata Kepala Desa
Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan, membenarkan air Situ Leutik Kota Banjar awalnya untuk embung sawah tadah hujan. Sayangnya hingga saat ini Situ Leutik belum membawa manfaat bagi petani sawah tadah hujan.
Belum adanya pemanfaatan air Situ untuk mengairi area persawahan tadah hujan di wilayah setempat menjadi beban moral tersendiri. Hal itu karena warga sampai saat ini masih memimpikan hal tersebut.
“Sampai saat ini air Situ belum mengalir ke area persawahan warga. Warga masih menantikan itu, karena awal pembangunannya dulu itu untuk mengairi persawahan tadah hujan,” kata Yayan.
“Tidak mungkin memang untuk mengairi semua area persawahan, tetapi setidaknya dapat membantu sawah tadah hujan para petani teraliri air ketika masa tanam saat musim kemarau,” katanya menambahkan.
Lebih lanjut ia mengatakan, Situ buatan tersebut awal perencanaannya untuk mengairi area persawahan tadah hujan di wilayah Desa Cibeureum dan sekitarnya.
Sayangnya setelah itu pada perjalanannya kemudian dibuat menjadi kawasan wisata. Adapun luas sawah tadah hujan milik para petani di wilayah Desa Cibeureum sekitar 60 hektar.
Sebab itu, warga sampai sekarang ini masih berharap agar ke depan air di Situ Leutik membawa manfaat bagi para petani di wilayah tersebut.
Baca Juga: Raperda Retribusi Tengah Digodok, Masuk Obwis Situ Leutik Kota Banjar Harus Bayar
“Nah sampai sekarang yang menjadi keinginan warga bahwa manfaat situ Leutik itu harus betul-betul. Ini yang belum terwujud. Kami juga sudah pernah sampaikan kepada DPRD Kota Banjar saat ada kunjungan,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)