harapanrakyat.com,- Pasanggiri Mojang Jajaka Remaja Kota Banjar, Jawa Barat, sebagai upaya meningkatkan sumber daya dan melestarikan budaya, terutama bagi kalangan anak-anak muda.
Pada Sabtu, 17 Mei 2025, Pasanggiri Mojang Jajaka tersebut masuk Grand Final dengan peserta yang lolos sebanyak 24 finalis.
Ketua Paguyuban Mojang Jajaka Kota Banjar, Intan Yuliani mengatakan, Pasanggiri Mojang Jajaka bertujuan untuk meningkatkan sumber daya dan melestarikan budaya, khususnya di kalangan remaja.
Baca Juga: Paguyuban Mojang Jajaka Kota Banjar Laporkan Akun Medsos, Dugaan Ujaran Kebencian
24 Finalis Pasanggiri Mojang Jajaka Remaja Kota Banjar
Ia menyebutkan, dari 24 finalis yang terpilih, 12 diantaranya perempuan dan 10 laki-laki perwakilan dari beberapa sekolah tingkat SMA dan SMK.
“Para finalis yang terpilih ini sebelumnya telah mengikuti seleksi. Mereka memang sarat dengan prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik,” kata Intan Yuliani, Sabtu (17/5/2025).
Ia menjelaskan, dalam proses seleksi para peserta diuji pengetahuan umum maupun terkait wilayah Kota Banjar. Selain itu, kepribadian dan perilaku juga akan menjadi penilaian dewan juri.
“Alhamdulillah, sebetulnya teman-teman finalis yang sekarang itu mumpuni dan memiliki berbagai prestasi. Mereka mengetahui tentang Kota Banjar, dan pengetahuan akademik serta non akademik,” jelasnya.
Lebih lanjut Intan mengatakan, meskipun kegiatan Pasanggiri Mojang Jajaka Remaja Kota Banjar ini tidak mengandalkan anggaran yang bersumber dari APBD, namun masih bisa terlaksana sampai saat ini.
“Semenjak pandemi Covid-19 ada refocusing. jadi tidak ada anggaran untuk acara ini. Tapi Alhamdulillah, berkat dukungan seluruh angkatan dan donatur bisa terlaksana,” ungkapnya.
Sedangkan, menanggapi terkait isu yang menyatakan bahwa Pasanggiri Moka (Mojang Jajaka) sebagai ajang penularan HIV/AIDS. Atau ajang mencari korban predator seks, Intan menegaskan bahwa hal itu tidak benar.
“Sebetulnya maksud dari predator seks itu seperti apa, dan sampai saat ini kita tidak tahu predator seks dan korbannya itu siapa. Kita juga pastikan tidak ada intervensi atau paksaan pihak manapun dalam proses seleksi,” tandas Intan Yuliani.
Pembinaan Karakter dan Pelestarian Budaya Lokal
Sementara itu, Wali Kota Banjar, Sudarsono mengatakan, di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, generasi muda dihadapkan dengan tantangan besar dalam menjaga dan melestarikan jati diri budaya.
Menurutnya, saat ini banyak generasi muda yang mulai asing dengan bahasa daerah dan adat istiadat budaya daerahnya.
“Saya ingin menekankan bahwa melestarikan budaya bukan berarti menolak modernitas. Tapi bagaimana kita bisa mengharmoniskan keduanya. Kita butuh generasi muda yang mampu berinovasi tanpa kehilangan akar budaya,” katanya.
Baca Juga: Penjelasan Disporapar Banjar Soal Anggaran untuk Pasanggiri Mojang Jajaka
Sudarsono menyebut, Pasanggiri Mojang Jajaka Remaja merupakan panggung bagi generasi muda untuk menunjukan bakat, kreativitas, dan karakter mulia.
“Ini bukan tentang penampilan fisik, tetapi juga tentang kecerdasan, akhlak yang luhur. Serta kemampuan menjadi duta budaya dan menjadi inspirasi bagi masyarakat,” jelasnya.
Ia pun berharap kegiatan tersebut menjadi bagian dari proses pembinaan karakter, pelestarian nilai budaya lokal, dan penguatan identitas generasi muda. (Sandi/R3/HR-Online/Editor: Eva)