Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-Komunitas Mata Hati menggelar diskusi bersama UPTD Pasar Banjarsari, Kepala Desa Cibadak dan Kepala Desa Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Diskusi itu menyusul soal pembuangan WC umum atau limbah tinja Pasar Banjarsari yang dibuang ke Sungai Cikaso.
Ketua Komunitas Mata Hati, Mohamad Abid Buldani, ketika ditemui Koran HR, di Kantor Desa Banjarsari, Selasa (01/10/2019), mengaku sengaja melaksanakan diskusi karena ada temuan soal saluran pembuangan WC pasar ke Sungai Cikaso.
“Kami ingin berdiskusi terkait penanganan masalah pembuangan tinja ke saluran, Sungai Cikaso, yang saat ini sedang dikeruk. Kami menemukan beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti,” katanya.
Menurut Abid, ada beberapa warga yang membuang langsung kotoran (WC) ke sungai. Dan lebih parahnya lagi, WC umum Pasar Banjarsari pun ternyata membuang kotoran atau tinja WC-nya langsung ke sungai.
“Ini jelas sangat menganggu kebersihan dan perlu adanya tindakan tegas,” katanya.
Sebagai pecinta lingkungan, kata Abid, Komunitas Mata Hati meminta UPTD Pasar Banjarsari agar menertibkan saluran pembuangan tersebut. Jika permintaan itu tidak ditindaklanjuti, pihaknya akan melakukan penyegelan di beberapa titik.
Di tempat yang sama, Kepala UPTD Pasar Banjarsari, Aep Nugraha, mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih atas masukan dari Komunitas Mata Hati.
“Secara pribadi maupun kedinasan, kami mengucapkan terimakasih atas masukan serta saran dari rekan-rekan Mata Hati. Insyaallah hal ini akan kami tindaklanjuti. Pastinya, kami juga akan melakukan koordinasi terlebih dulu dengan atasan,” katanya.
Terkait saluran pembuangan WC Umum Pasar Banjarsari, kata Aep, pihaknya sudah melakukan pengecekan serta wawancara kepada pengurus WC umum. Air yang mengalir langsung ke sungai tersebut memang bersumber dari WC umum Pasar Banjarsari.
“Kami sudah mengecek langsung. Itu paralon memang sumbernya dari WC umum. Namun itu hanya air rembesan saja. Di atasnya, sebenarnya sudah ada septic tanknya. Nah rembesan dari septic tank itulah yang lantas dibuang ke sungai. Jadi bila septictanknya penuh, maka otomatis air luapannya terbuang ke sungai. Kendati demikian, kami tetap akan berkoordinasi bagaimana cara agar hal itu bisa segera diselesaikan,” katanya.
Kepala Desa Banjarsari, Ropik Hikmayana, mengaku sangat mengapresiasi pergerakan komunitas Mata Hati Banjarsari yang telah peduli terhadap lingkungan.
“Kami sangat mengapresiasi gerakan-gerakan rekan Mata Hati. Karena berkat pergerakan merekalah, masyarakat Banjarsari mulai muncul kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan,” katanya.
Ropik menegaskan, mengenai pembuangan kotoran yang langsung mengalir ke sungai harus segera ditindaklanjuti. Apalagi cerobong pembuangan itu bercampur tinja. Menurut dia, pengelola WC umum harusnya membuat IPAL untuk menampung limbah kotoran atau tinja.
“Karena jika sudah dibuatkan IPAL, kami yakin kejadian seperti ini sudah tidak harus terjadi lagi,” katanya.
Untuk menindaklanjuti terkait lingkungan dan sampah, lanjut Ropik, pihaknya akan segera menerbitkan peraturan desa yang mengatur tentang lingkungan hidup.
“Insyaallah, kami akan segera merumuskan Perdes tentang penanganan sampah ini. Tadi juga kami sudah bicara dengan Kepala Desa Cibadak. Kita akan sama-sama untuk membuat Perdes yang melarang warga membuang sampah sembarangan (ke sungai),” katanya.
Pihaknya sangat yakin, jika Perdes sudah diterbitkan, pasti warga akan lebih tertib lagi dan menjaga sungai dari pencemaran sampah. (Suherman/Koran-HR)