Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Aktivis PMII Awwal Muzaki menyoroti pembangunan taman Ecopark Kota Banjar. Menurutnya, pembangunan Ecopark tersebut tidak selaras dengan semangat ramah lingkungan, yang mengoptimalkan fungsi ekologis dan pemanfaatan sumber daya alam.
Sebab, konsep Ecopark Kota Banjar yang menggunakan rumput sintetis itu berpengaruh terhadap konservasi lingkungan. Selain itu rumput sintetis ini tidak berdampak menambahnya kesegaran udara di lokasi taman.
Padahal, katanya, jika ditinjau dari sisi prinsip Ecopark, adalah model pengelolaan lanskap yang memperhitungkan keberlanjutan ekosistem di wilayah tersebut.
“Saya kira konsep pembangunan Ecopark Kota Banjar secara prinsip ekologis tidak mengena. Karena hanya dibangun dengan rumput sintetis yang tidak punya nilai manfaat terhadap pemeliharaan lingkungan,” kata Awwal kepada Koran HR usai jalan-jalan di area taman, Senin (10/2/20).
Seharusnya, lanjut Awwal, selain sebagai wahana rekreasi, Ecopark itu juga berfungsi sebagai suatu tempat resapan air dan penghasil udara bersih, melalui penataan rumput dan tanaman penghias lainnya.
“Idealnya harus dibangun sesuai fungsi ekosistem. Itu kan bisa dilihat juga di taman ecopark lain yang sudah bagus, misalnya di taman Ecopark Cianjur atau Kota Malang tuh,” terang Awwal.
Ia berharap pada pihak pemerintah dalam hal ini DPRD Kota Banjar, agar lebih serius dalam mengawasi proyek pembangunan yang ada di Kota Banjar, baik taman Ecopark, destinasi wisata ataupun pembangunan lainnya agar hasilnya lebih maksimal.
“Harus diawasi supaya kualitas pembangunan yang dihasilkan betul-betul maksimal dan bermanfaat untuk masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Banjar, Gun Gun Gunawan Abdul Jawad mengatakan, jika dilihat dari segi perencanaan bisa dikatakan pembangunan ecopark kurang matang.
Hal itu karena dari sisi akses langsung ke lokasi keluar masuk pengunjung tidak strategis, tidak mempertimbangkan keberadaan tempat parkir kendaraan.
Adapun untuk kualitas pembangunan, lanjut Gun Gun, memang fasilitas pembangunannya kurang bagus, seperti paving blok speknya rendah, pemasangan bak untuk bunga sudah retak-retak, dan pembuatan taman dengan menggunakan rumput sintetis.
Bukan hanya itu, pemasangan pagar tidak menggunakan angkur yang memadai dan tanpa baseplate, sehingga ketika digunakan tempat bersandar oleh banyak orang rawan ambruk.
“Kemarin sudah meninjau ke lokasi ecopark, memang hasilnya kurang maksimal,” kata Gun Gun.
Ditanya lebih jauh tentang fungsi ekologis keberadaan rumput sintetis, Gun Gun mengatakan, belum mengetahui secara detail konsep dan fungsi keberadaan rumput sintetis tersebut.
“Saya tidak ikut diperencanaannya seperti apa. Nanti kita panggil para pihak terkait untuk menjelaskan konsep dan fungsi ekologis pembangunan ecopark,” pungkasnya. (Muhlisin/Koran HR)