Berita Pangandaran (harapanrakyat.com).- Pengurus Komisariat PMII STITNU Al Farabi Pangandaran, resmi dilantik, Sabtu (22/8/2020).
Ketua cabang PMII Ciamis Muhamad Irsal melantik 40 calon pengurus tersebut, di Aula Kampus STIT NU Al Farabi Pangandaran.
Ketua Pelaksana Muhamad Dafa Chrisyara menyampaikan, sebelum melaksanakan pelantikan pada sore harinya, seluruh pengurus, kader dan anggota PMII melaksanakan ziarah ke makam pendiri Ponpes Babakan Jamanis KH. Ahmad Tajudin.
Kemudian malam harinya berlanjut ke acara prosesi pelantikan dan berakhir dengan saresehan bersama alumni PMII.
Ketua Tanfidziyah PCNU Pangandaran melalui wakil sekretaris, Imam Ibnu Hajar berpesan, karena PMII ini organisasi pergerakan, maka harus melakukan gerakan jangan malah menimbun pergerakan.
“Selain bergerak, PMII harus mampu menggerakan mahasiswa untuk betul betul memperkokoh haluan ideologi ahlussunnah waljamaah,” ujar Ibnu Hajar.
Kemampuan intelektualitas dan spiritualitas mahasiswa harus betul betul terbangun oleh kader kader PMII agar mampu menunjukan jatidirinya.
Ketua STIT NU Al Farabi Asep Saepurohman berpesan, teruslah bergerak menggali ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Mahasiswa harus bisa muncul di masyarakat bukan karena hal hal negatif melainkan muncul dengan ilmu pengetahuan.
“Saya berharap jangan sampai mahasiswa menjadi bagian dari sumber masalah tetapi harus mampu menjadi sumber solusi masyarakat,” katanya.
Kader PMII STITNU Al Farabi Harus Berani
Majlis Pembina Komisariat (Mabinkom) PMII STITNU Al Farabi Muhamad Ridwan menyampaikan, kader dan anggota PMII harus berani.
Baik dalam mengembangkan pemikiran dan melakulan gerakan, kuncinya harus berani.
Sementara Ketua Komisariat PMII STIT NU Al Farabi Pangandaran Yusup Sidik mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mensukseskan kegiatan pelantikan.
Baik Majlis pembina komisariat, alumni PMII, Pengurus Cabang Ciamis, Kader dan anggota PMII Se-Kabupaten Pangandaran.
PMII sebagai organisasi kaderisasi akan konsentrasi pada proses kaderisasi internal organisasi.
“Namun, PMII juga sebagai kontrol sosial tidak akan pernah duduk saja jika ada ketidakadilan dan penindasan pemerintah terhadap masyarakat,” pungkasnya. (Enceng/R8/HR Online)