Photo : Drs. Agun Gunadjar Sudarsa, Bc.Ip.,M.Si
News, (harapanrakyat.com),-
Di tengah kesibukan dan kepadatan tugas-tugas Negara dan kepartaian, Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, yang juga Ketua Komisi II DPR, Agun Gunandjar Sudarsa, minggu lalu, meluncurkan tiga judul buku karya tulisannya, yang masing-masing berjudul ‘Membangun Indonesia Sejahtera’, ‘Pancasila Sebagai Rumah Bersama”, dan ‘Hidup Sukses Dengan Lima Jari’.
Bertempat di Lobby Nusantara V Gedung MPR RI, Senayan Jakarta, acara peluncuran ketiga judul buku karya Kang Agun (biasa disapa) ini dilaksanakan dengan mengundang tokoh-tokoh nasional dengan berbagai latar belakang profesi.
Pada momen tersebut, juga dilaksanakan diskusi publik mengenai bedah buku ‘Membangun Indonesia Sejahtera’, dengan pembicara Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara, Prof. Jimly Asshidiqie, Direktur Pusat Kajian Pancasila Universitas Paramadina, Yudi Latif, Ph.D, Ketua DPP Partai Golongan Karya DR. Aulia Rachman, penulis buku tersebut, Kang Agun sendiri, serta moderator diskusi, Peneliti Politik LIPI, Firman Noor.
Bagi Kang Agun, peluncuran ketiga judul buku ini merupakan introspeksi diri terhadap apa yang dia alami dan jalankan selama bergelut dengan dinamika politik praktis. Dalam proses tersebut, ada hal-hal yang diyakini oleh Kang Agun sebagai sebuah penyelewengan amanah reformasi.
Ketika demokrasi digulirkan dan rakyat memilih dalam pemilu, namun pemerintahan yang diharapkan membawa kesejahteraan justru mengesampingkan ideologi Pancasila sebagai acuan dalam membangun sistem ekonomi nasional.
Akibatnya, sistem ekonomi Indonesia berkiblat dan menjalankan sistem ekonomi liberal yang lebih memperhatikan dan memberikan fasilitas Negara bagi kaum kapitalis, ketimbang rakyat dari Sabang sampai Merauke sang pemilik kedaulatan Negara ini.
Fenomena inilah yang coba dikupas Kang Agun dalam buku tersebut, dimana ia menggagas bukan suatu ide yang baru tetapi merupakan amanah reformasi, yaitu TAP MPR No.VII Tahun 2001, tentang visi Indonesia sejahtera 2020. Dimana didalamnya terdapat tahapan-tahapan nyata untuk mewujudkan Indonesia sejahtera.
Konsep yang ditawarkan Kang Agun dalam buku setebal 282 halaman itu, dimulai dari pemilu yang jujur dan adil dengan peserta pemilu yang kompeten, pemilih yang cerdas dan penyelenggara pemilu yang saling check and balances.
Kemudian bagaimana menciptakan pemerintahan yang efektif sesuai prinsip structure follow function menggunakan UU Kementerian Negara, UU Pemerintahan Daerah, UU Pemerintahan Desa dan UU Aparatur Sipil Negara yang menjelaskan posisi birokrasi.
Lalu bagaimana politik anggaran yang pro rakyat sesuai prinsip money follow function dalam otonomi daerah. Dan terakhir penerapan UU Pertanahan yang mengatur jelas tentang pemanfaatan tanah sebagai sumber kesejahteraan bagi rakyat yang dikuasai oleh Negara. (Ntang/R4/HR-Online)