Berita Tasikmalaya (harapanrakyat.com),- Dosen ITB berikan materi konten kreator kepada puluhan muda-mudi di Sekolah Literasi Digital Desa Desa Guranteng, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021).
Puluhan muda-mudi tersebut mendapatkan ilmu mengenai teknik-teknik dasar untuk berjualan makanan melalui media sosial. Serta cara edit video agar bisa menjadi Youtuber yang dapat menghasilkan cuan saat pandemi Covid-19.
Kusna Nugraha Praja, dosen ITB (Institut Teknologi Bandung) yang jadi pemateri dalam kegiatan di sekolah tersebut mengatakan, materi yang disampaikan kepada para peserta yaitu seputar cara membuat konten dalam media sosial. Baik untuk promosi produk makanan maupun wisata.
“Produk penjualan makanan dan produk wisata yang ada di Desa Guranteng ini bisa dijual melalui online. Seperti misalnya melalui tokopedia dan lainnya,” kata Kusna.
Ia pun menyebutkan, untuk menjadi konten kreator yang sukses, sebagai modal awal harus tahu dulu teknik-teknik dasarnya seperti apa. Misalnya mengedit fotonya, videonya sampai kemudian menjualnya.
Menurut Kusna, jika mereka sudah bisa melakukan hal tersebut, maka Desa Guranteng ini mempunyai kelompok informasi masyarakat yang cukup kuat.
Jadi tidak hanya hasil pengembamgan prodak-porodak maupun desa wisatanya, tapi juga aspek pemasarannya bisa terbantu oleh adanya kreativitas tersebut.
“Saat pelatihan ini kendalanya yaitu kesemangatan mereka yang berkurang. Hal ini biasanya yang menjadi faktor penghambat. Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini bisa lebih berkelanjutan kedepannya,” harap Kusna.
Baca Juga : 10 Atlet Asal Kabupaten Tasikmalaya Sumbang 11 Medali PON
Dosen ITB Pantau Desa Binaan di Tasikmalaya
Menurutnya, karena sekarang ini masih masa pandemi Covid-19, orang terbatas untuk bergerak. Meski begitu, sebetulnya ada pergeseran ekonomi.
Sehingga orang yang tadinya jualan itu harus memiliki toko. Namun sekarang cukup modal smartphone dan kuota saja sudah bisa menghasilkan uang.
“Jadi nanti pemuda pemudi Desa Guranteng tidak harus bekerja jauh ke kota. Karena kerja di desanya juga bisa mendapatkan uang,” imbuh Kusna.
Selain itu, mereka juga tetap berkontribusi untuk desanya. Sehingga ini menjadi salah satu bagian dari program pengabdian masyarakat dari ITB.
“Kebetulan saya mendapat tugas dari pusat pemberdayaan, salah satunya adalah untuk memantau desa-desa binaan ITB bisa berkembang dengan cukup baik,” ujarnya.
Kusna menyebutkan, ada banyak aspek yang akan dikembangkan. Baik dari infrastrukturnya dan juga sumber dayanya. Untuk Desa Guranteng ini, pihaknya sedang fokus pemberdayaan pemuda agar mereka bisa membantu peningkatan Desa Guranteng.
“Untuk membantu peningkatan desanya, para pemuda bisa lewat wisatanya atau produknya dengan cara yang mudah melalui HP. Asal punya internet mereka bisa jadi produktif,” katanya.
Kusna menambahkan, para pemuda yang tadinya hanya main game menghabiskan kuota, namun dengan pelatihan ini kedepannya bisa produktif.
Dosen ITB berikan materi konten kreator, seperti teknik membuat foto dengan produk yang bagus. Serta membuat konten wisata yang menarik agar wisatawan masuk ke Desa Guranteng. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)