Kera atau monyet yang sering terlihat di kawasan situs Kokoplak Banjar. Foto: Ist/net.
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Banyak orang yang masih sering berkunjung ke tempat pesugihan untuk meminta berkah agar hidup bisa kaya raya, meskipun hal tersebut musrik hukumnya menurut agama Islam. Tapi tak sedikit orang yang mengaku Islam berdatangan ke pesugihan, untuk meminta kekayaan meskipun harus mengorbankan anak atau keluarga sebagai tumbal.
Pesugihan di kota Banjar boleh dibilang cukup banyak, seperti Kokoplak. Di pesugihan itu, penghuninya kera atau monyet, apalagi di bulan Mulud dalam kalender Islam pesugihan di kota Banjar banyak didatangi orang dari berbagai daerah di Indonesia. Tapi orang Banjar sendiri tak bisa meminta atau berjiarah ke pesugihan-pesugihan itu. Kenapa?
Menurut keterangan dari para kuncen, menyebutkan para dedemit itu selalu meminta tumbal bila permintaan ingin dikabulkan. Apabila tidak memberi tumbal, berarti orang yang memintanya menjadi tumbal bila keinginannya telah dipenuhi. Ikh ngeri yaaa.
Tak heran bila datang ke Kokoplak, malah kera atau monyet itu merokok atau memakai perhiasan seperti kalung atau cicin. Bahkan ada monyet atau kera sedang menangis, konon ceritanya monyet atau kera itu adalah manusia yang dijadikan tumbal oleh keluarganya.
Katanya lagi, orang-orang dulu yang dikuburkan di makam Kokoplak itu, badan tinggi besar baik laki atau wanita, bukan ukuran rata-rata orang Indonesia, berpakaian jubah putih. Konon ceritanya, tempat itu adalah sebuah kerajaan jin sebelum manusia ada di dunia. Lebih tua dari kerajaan Galuh yang penghuninya manusia. Untuk mengungkap kisah pesugihan Kokoplak, HR sedang terus melacak cerita tersebut. (BH/Koran-HR)