harapanrakyat.com,- Sistem Informasi Manajemen Air Limbah Domestik atau SIMPALD dimanfaatkan pemerintah Kabupaten Pinrang, provinsi Sulawesi Selatan untuk melakukan sedot lumpur tinja secara rutin dan meluas. Aplikasi online ini sebelumnya digunakan di Makassar.
Sebelum ada SIMPALD, data rumah tangga yang berkaitan dengan sanitasi dan pelayanan limbah domestik ada di mana-mana. Datanya berserakan ditulis di kertas atau file dokumen.
Dengan SIMPALD, pengelolaan database pelanggan, calon pelanggan, non pelanggan dan pelayanan untuk sedot air limbah domestik lebih terorganisir.
Hal itu terungkap pada Lokakarya Inspeksi Akses Sanitasi Aman Berbasis SIMPALD yang diselenggarakan oleh Yayasan BaKTI bersama UNICEF dan Pemerintah Kabupaten Pinrang di hotel M, Pinrang, 23-24 September 2023.
Baca Juga: Jokowi Bahas Kebijakan Perniagaan Online, TikTok Shop Terancam Hilang?
Perancang aplikasi sedot tinja online SIMPALD, Erfan Hasmin mengatakan, data pelanggan terhimpun dalam satu wadah melalui aplikasi SIMPALD.
“Kita juga bisa mengetahui data identitas calon pelanggan dan pelanggan sedot lumpur tinja dengan lebih cepat, lokasi dan jadwal rutin penyedotan bagi yang terdaftar di program L2T2 atau layanan lumpur tinja terjadwal,” ungkap Erfan dikutip dari rilis yang diterima harapanrakyat.com, Selasa (26/9/2023).
Di Pinrang sendiri, sudah ada 1.009 dan 1051 rumah tangga yang mendapat layanan dari program L2T2 dan L2T3.
Sanitarian dan mahasiswa akan melakukan survey terkait data identitas penduduk dan model tangki septik yang digunakan. Hasilnya kemudian diinput dalam aplikasi SIMPALD.
“Mereka yang mengisi questioner survey dan bersedia untuk disedot lumpur tinjanya, otomatis bisa jadi pelanggan L2T2, dan yang belum bisa jadi target sosialisasi sanitasi aman,” kata Erfan.
Erfan menuturkan, data yang sudah terorganisir dalam aplikasi bisa dijadikan dasar oleh pemerintah setempat untuk membuat kebijakan terkait sanitasi aman.
Kebijakan tersebut bisa berupa program sosialisasi pentingnya penyedotan tinja. Kemudian program penambahan armada mobil penyedot, serta hibah tangki septik yang aman sesuai SNI.
Banyak Masyarakat Belum Sadar Pentingnya Sedot Lumpur Tinja Secara Rutin
Sementara itu, Muh Arif, Konsultan Pengelolaan Air Limbah Makassar mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat yang belum sadar pentingnya penyedotan lumpur tinja.
“Anggapan mereka asal air kakusnya tidak meluber keluar, berarti tangki septik mereka baik-baik saja,” katanya.
Padahal, lanjut Muh Arif, kakus bisa saja tidak kedap air dan limbah tinjanya justru merembes dan mencemari air tanah.
“Air limbah tinja mengandung bakteri E-colli dan bisa menyebabkan penyakit diare, tifus, kolera, stunting dan lain-lain,” jelasnya.
Baca Juga: Tiga Aplikasi Digital Pemprov Jabar Raih Penghargaan
Eko Nugroho pemateri yang lain menegaskan, masih banyak masyarakat yang terkena diare dan tipes. Salah satunya akibat kakus WC yang tidak disedot rutin.
“Kalau di sekitar kita masih banyak yang terkena diare dan penyakit tipes, ini karena salah satunya kakus WC yang tidak disedot secara rutin minimal tiga tahun sekali,” ujarnya.
Sementara itu hasil survey mahasiswa dan sanitarian, kebanyakan tangki septik tidak kedap dan aman.
Setelah disurvey pun, banyak masyarakat tidak mau mengganti atau merehab tengki septiknya dengan tangki septik yang aman dan kedap.
Sebaliknya mereka merasa, tangki septiknya aman lantaran air tidak meluber dan tidak mengeluarkan bau.
Mereka merasa tangki septiknya aman-aman saja karena air dari kakus tidak meluber, bahkan tidak pernah mengeluarkan bau.
Selain itu, banyak juga yang membangun tangki septik dengan lantai atau bagian bawah tidak dicor. Bahkan tidak memiliki lubang penyedotan dan lubang hawa. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)