Banjar, (harapanrakyat.com),- Program Sekolah Lapangan (SL) Agribisnis Padi, adalah sekolah lapangan bagi petani/kelompok tani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani. Kegiatan ini merupakan suatu metode penyuluhan yang sangat tepat, dimana terjadi interaksi yang sangat intensif antara penyuluh dengan para petani.
Di dalamnya mencakup penggunaan gabungan semua komponen usaha tani terpilih yang serasi dan saling komplementer, yaitu input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi, sehingga petani mampu menghasilkan produktivitas tinggi dalam usaha taninya secara berkelanjutan.
Menurut Kabid. Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kota Banjar, Yuswarman, tujuan dari kegiatan tersebut yaitu supaya petani tahu bagaimana agribisnis itu. Pada kegiatan ini, para petani diajarkan secara langsung di lapangan/lahan sawah garapannya masing-masing.
Dari mulai perencanaan, modal, pasar, proses produksinya, pelaksanaan teknologi dari sejak sebar sampai panen, pihaknya akan terus mendampingi di lapangan.
Namun, program ini baru dilaksanakan di Kecamatan Pataruman, tepatnya di areal pesawahan blok E, Desa Sinartanjung, dengan peserta sebanyak 25 orang, semuanya petani penggarap yang ada di wilayah tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 kali pertemuan, yakni setiap hari Selasa, dan telah berlangsung sejak hari Selasa pekan lalu. Rencananya, setelah selesai di Desa Sinartanjung akan diteruskan ke wilayah desa lainnya, dengan sasaran satu desa satu kelompok tani.
Lebih lanjut dia menjelaskan, perubahan dalam input usahatani padi membutuhkan beberapa pertimbangan, antara lain produksi lebih tinggi yang dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi pula.
âIni arahannya agar petani tahu analisa usaha tani, lantaran pada kegiatan ini petani sendiri yang mengamati dan menganalisa, kalau pemerintah hanya memberikan ilmu teknologinya. Kami berharap nanti petani yang menentukan harga hasil panennya, jangan sampai seperti sekarang, dimana harga ditentukan oleh bandar,â ujarnya, Senin (7/11).
Yuswarman mengatakan, pelatihan yang sama juga akan diberikan kepada petani penggarap lahan palawija, karena di Kota Banjar terdapat 48 komoditas sayuran. Namun, dari jumlah sebanyak itu nantinya akan diambil beberapa komoditas yang biasa dibudidayakan.
Dengan demikian, maka diharapkan kedepannya kebutuhan akan komoditas sayuran yang dijual di Pasar Banjar bisa dipasok oleh petani lokal. Sehingga, pedagang sayuran tidak perlu lagi mendatangkan barang kebutuhannya dari luar Banjar. (Eva)
Banjar, (harapanrakyat.com),- Program Sekolah Lapangan (SL) Agribisnis Padi, adalah sekolah lapangan bagi petani/kelompok tani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani. Kegiatan ini merupakan suatu metode penyuluhan yang sangat tepat, dimana terjadi interaksi yang sangat intensif antara penyuluh dengan para petani.
Di dalamnya mencakup penggunaan gabungan semua komponen usaha tani terpilih yang serasi dan saling komplementer, yaitu input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi, sehingga petani mampu menghasilkan produktivitas tinggi dalam usaha taninya secara berkelanjutan.
Menurut Kabid. Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kota Banjar, Yuswarman, tujuan dari kegiatan tersebut yaitu supaya petani tahu bagaimana agribisnis itu. Pada kegiatan ini, para petani diajarkan secara langsung di lapangan/lahan sawah garapannya masing-masing.
Dari mulai perencanaan, modal, pasar, proses produksinya, pelaksanaan teknologi dari sejak sebar sampai panen, pihaknya akan terus mendampingi di lapangan.
Namun, program ini baru dilaksanakan di Kecamatan Pataruman, tepatnya di areal pesawahan blok E, Desa Sinartanjung, dengan peserta sebanyak 25 orang, semuanya petani penggarap yang ada di wilayah tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 kali pertemuan, yakni setiap hari Selasa, dan telah berlangsung sejak hari Selasa pekan lalu. Rencananya, setelah selesai di Desa Sinartanjung akan diteruskan ke wilayah desa lainnya, dengan sasaran satu desa satu kelompok tani.
Lebih lanjut dia menjelaskan, perubahan dalam input usahatani padi membutuhkan beberapa pertimbangan, antara lain produksi lebih tinggi yang dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi pula.
âIni arahannya agar petani tahu analisa usaha tani, lantaran pada kegiatan ini petani sendiri yang mengamati dan menganalisa, kalau pemerintah hanya memberikan ilmu teknologinya. Kami berharap nanti petani yang menentukan harga hasil panennya, jangan sampai seperti sekarang, dimana harga ditentukan oleh bandar,â ujarnya, Senin (7/11).
Yuswarman mengatakan, pelatihan yang sama juga akan diberikan kepada petani penggarap lahan palawija, karena di Kota Banjar terdapat 48 komoditas sayuran. Namun, dari jumlah sebanyak itu nantinya akan diambil beberapa komoditas yang biasa dibudidayakan.
Dengan demikian, maka diharapkan kedepannya kebutuhan akan komoditas sayuran yang dijual di Pasar Banjar bisa dipasok oleh petani lokal. Sehingga, pedagang sayuran tidak perlu lagi mendatangkan barang kebutuhannya dari luar Banjar. (Eva)