Jumat, Mei 23, 2025
BerandaBerita TerbaruPerbedaan Awan Cumulus dan Cumulonimbus dan Proses Terbentuknya

Perbedaan Awan Cumulus dan Cumulonimbus dan Proses Terbentuknya

Perbedaan awan cumulus dan cumulonimbus yang paling utama terdapat pada bentuknya. Cumulus merupakan awan pada saat cuaca cerah. Lalu jika kondisinya tidak stabil, maka jenis awan ini dapat berubah menjadi kumulonimbus.

Baca Juga: Awan Alto Cumulus, Pengertian, Ciri-Ciri dan Proses Terjadinya

Kumulus konturnya jelas dan padat. Sementara untuk cumulonimbus basisnya seringkali memiliki warna gelap, identik dengan hujan dan berkembang secara vertikal.

Perbedaan Awan Cumulus dan Cumulonimbus Mulai Bentuk, Letak hingga Proses Terjadinya

Awan merupakan sekumpulan dari uap air yang mengembun di atmosfer, dapat berupa tetesan air maupun kristal es. Banyak yang mengira bahwa awan ini mirip dengan uap air.

Namun, awan terbentuk dari kumpulan uap air yang dipanaskan oleh matahari. Lalu, uap tersebut akan naik ke permukaan udara.

Semakin tinggi uap naik, maka akan semakin dingin uap tersebut. Sehingga suhu yang dingin tidak akan mampu untuk menampung uap air yang terlalu banyak.

Alhasil, uap akan mengembun dan menjadi tetesan-tetesan kecil atau bahkan kristal es. Kristal es yang terkumpul ini kemudian akan membentuk awan.

Berikut ini perbedaan antara awan cumulus dan cumulonimbus.

Awan Cumulus

Awan cumulus berbentuk datar dan tampak menggembung atau mengembang seperti kapas. Asal nama ini dari bahasa Latin Cumulus, artinya adalah tumpukan.

Jenis awan tingkat rendah ini mempunyai ketinggian kurang dari 1.000 meter. Kecuali untuk bentuk kumulus congestus, bentuknya lebih vertikal.

Kumulus dapat muncul sendiri dalam kelompok atau garis. Merupakan pendahulu dari awan kumulonimbus, terjadi karena faktor cuaca seperti kelembaban, ketidakstabilan dan gradien suhu.

Kumulus dapat terbentuk dari uap air, kristal es atau tetesan air yang dingin. Umumnya awan ini akan mendinginkan Bumi dengan cara memantulkan radiasi dari matahari yang masuk.

Melalui konveksi atmosfer ketika udara hangat di permukaan yang mulai naik, awan ini terbentuk. Untuk ketinggiannya tergantung dari inversi dan profil suhu atmosfer.

Lalu selama konveksi, udara yang ada di sekitar akan bercampur dengan massa total udara dan panas yang meningkat. Jika terjadi hujan di awan ini, akibat proses dengan dua tahap non-diskrit.

Tahap pertama akan terjadi sesudah ada tetesan yang menyatu ke berbagai inti. Lalu tahap kedua fase akresi yakni tetesan hujan mulai turun. Ukuran tetesan hujan semakin besar karena tetesan air saling bertabrakan dan bergabung.

Awan Cumulonimbus

Cumulonimbus berasal dari bahasa latin, yakni cumulus “membengkak” dan juga nimbus “awan”. Merupakan awan yang menjulang tinggi, vertikal padat dan terbentuk dari uap air. Uap air ini mengembun di troposfer bagian bawah dan terbentuk ke atas dari arus udara apung yang kuat.

Baca Juga: Awan yang Tidak Menimbulkan Hujan, Ini Nama dan Ciri-Cirinya!

Uap air akan menjadi kristal es seperti graupel dan salju di atas, tepatnya bagian bawah kumulonimbus. Interaksi dari masing-masing bisa menjadi penyebab pembentukan petir dan hujan es. Mengetahui perbedaan awan cumulus dan cumulonimbus penting untuk peramalan atau prediksi cuaca.

Kumulonimbus ini dapat terbentuk sendiri atau berkelompok di sepanjang garis badai. Lalu mampu menghasilkan cuaca buruk dan petir. Bahkan bisa menimbulkan hujan es besar, angin kencang dan tornado.

Kumulonimbus merupakan perkembangan dari awan cumulus congestus. Kemudian berkembang sebagai bagian supercell. Basisnya dapat meluas beberapa kilometer dan menempati ketinggian rendah maupun tinggi di troposfer.

Terbentuknya di ketinggian kurang lebih 200-4.000 m dengan puncak mencapai 20.000 m. Untuk puncak ekstrim diklaim dapat mencapai tinggi 21.000 m atau lebih.

Kumulonimbus ini dapat meluas hingga ketiga wilayah awan. Ukuran terkecil sekalipun mampu untuk mengerdilkan awan tetangganya.

Jenis Awan Cumulus dan Cumulunimbus

Terdapat tiga jenis awan kumulus yaitu congestus, humilis dan mediocris. Untuk cumulus congestus terbentuk pada tahap peralihan mediocris dan kumulonimbus. Terjadi karena adanya konveksi dan ketidakstabilan di lapisan atmosfer.

Kumulus humilis luasnya vertikal kecil dan terbentuk dari panas matahari untuk pendinginan proses konveksi. Sedangkan mediocris memiliki karakteristik seperti bunga kol. Dapat menghasilkan curah hujan intensitas rendah dan untuk berkembang membutuhkan konveksi.

Sementara itu, jenis kumulonimbus terbagi menjadi calvus berbentuk menggembung di bagian atas. Lalu ada capillatus berbentuk cirrus dan berserat serta flammagenitus terbentuk dari panas sumber inti kondensasi dan non-atmosfer yang berkembang pesat.

Baca Juga: Jenis Awan dan Ciri-cirinya, Penting untuk Diketahui!

Jadi perbedaan awan cumulus dan cumulonimbus terletak pada bentuknya, ketinggian dan warnanya. Kemudian kumulus merupakan awan cerah, sedangkan kumulonimbus menghasilkan hujan. (R10/HR-Online)

Jalan Raya Banjar-Cimaragas

Hati-Hati! Jalan Raya Banjar-Cimaragas Amblas Akibat Hujan Deras

harapanrakyat.com,- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, pada Jumat (23/5/2025) sore, menyebabkan Jalan Raya Banjar-Cimaragas, Blok Junti, Kelurahan Banjar, Kecamatan Banjar,...
Bupati Ciamis Pilih Pesantren untuk Bina Anak Bermasalah, Ini Alasannya

Bupati Ciamis Pilih Pesantren untuk Bina Anak Bermasalah, Ini Alasannya

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten Ciamis punya cara sendiri untuk membina anak-anak nakal atau bermasalah di Ciamis. Bupati Ciamis Herdiat Sunarya akan memasukan anak atau pelajar...
Timnas Kehilangan Pemain Kunci

Timnas Kehilangan Pemain Kunci Keturunan Kepulauan Tanimbar Jelang Piala Dunia, Patrick Kluivert Putar Otak!

Menjelang kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert harus putar otak mengatur strategi baru. Pasalnya, Timnas kehilangan pemain kunci keturunan...
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Punya Semangat Peduli Lingkungan Hidup yang Kuat Lewat Industri Bambu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Punya Semangat Peduli Lingkungan Hidup yang Kuat Lewat Industri Bambu

harapanrakyat.com,- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan melalui pengembangan industri bambu di Indonesia. Ia punya semangat eco concious. Direktur...
Janji Program 100 Hari

Perbaikan Jalan Rusak Turut Jadi Tuntutan Buruh Saat Tagih Janji Program 100 Hari Kerja Wali Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Buruh yang terdiri dari Forum Solidaritas Buruh (FSB) dan Serikat Buruh Muslimin (Sarbumusi) Kota Banjar, Jawa Barat, tak hanya menuntut Perda Ketenagakerjaan saat...
Viking Persib Club Distrik

Nobar Akhir Liga 1, Viking Persib Club Distrik Sumedang akan Gelar Ngagogo dan Konvoi

harapanrakyat.com,- Viking Persib Club Distrik Sumedang, Jawa Barat, akan menggelar nonton bareng (nobar) pertandingan pekan terakhir Liga 1 musim 2024-2025 antara Persib Bandung melawan...