Selasa, Mei 13, 2025
BerandaBerita Ciamis“Bagong” Ngamuk di Sadananya Belum Tertangkap, Kini Muncul Cerita Mistis

“Bagong” Ngamuk di Sadananya Belum Tertangkap, Kini Muncul Cerita Mistis

Sejumlah warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, yang dibantu oleh tim pemburu babi hutan, saat melakukan perburuan terhadap seekor babi hutan atau bagong yang menewaskan 1 orang warga dan melukai seorang bocah, beberapa waktu lalu. Foto: Dok HR

Ciamis, (harapanrakyat.com),-

Belum tertangkapnya Babi Hutan alias “Bagog” yang sempat mengamuk dan menewaskan 1 orang warga serta membuat seorang bocah terluka di lengan kirinya, yang terjadi di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Sabtu (6/7) lalu, kini malah mengundang cerita mistis.

Cerita mistis yang menjurus ke pemahaman tahayul itu, terkait keberadaan “Bagong” ngamuk tersebut, kini sudah menjadi wacana dan jadi topik perbincangan hangat di masyarakat setempat. Munculnya cerita misteri itu, setelah sejumlah warga dan pemburu babi hutan yang didatangkan dari luar daerah, kerap gagal dalam perburuan “Bagong” ngamuk tersebut.

Tokoh Pemuda Kecamatan Sadananya, Nursaid, S.Pd, mengatakan, sejumlah warga yang dibantu oleh tim pemburu babi hutan yang didatangkan dari luar daerah, kerap gagal saat melakukan perburuan “Bagong” ngamuk tersebut. Perburuan itu sudah dilakukan selama dua pekan lalu dan saat ini perburuannya dihentikan untuk sementara.

“Perburuan “Bagong” ngamuk itu akan dilanjutkan nanti setelah Lebaran dan juga akan mendatangkan regu penembak dari Perbakin Bandung, “ ujarnya, kepada HR, Jum’at (26/7).

Menurut Nursaid, dari cerita yang berkembang di masyarakat, saat perburuan “Bagong” ngamuk, warga dan tim pemburu sempat beberapa kali memergoki “Bagong” tersebut di tengah hutan. Namun, upaya warga dan tim pemburu kerap gagal saat khendak melumpuhkan “Bagong” yang konon berat badannya sekitar 200 kg tersebut.

“Dari gagalnya upaya warga dan tim pemburu, akhirnya mengundang cerita mistis di tengah masyarakat. Ada yang bilang bahwa “Bagong” itu adalah “Bagong kajajaden” yang menuntut balas kepada manusia. Dan cerita itu diperkuat oleh latarbelakang korban yang tewas (Nonoh), dimana merupakan cucu dari seorang pawang “Bagong”,” ungkapnya.

Selain Nonoh korban yang tewas, lanjut Nursaid, Fahmi seorang bocah yang terluka pun dikait-kaitkan dengan cerita pengalaman Kakeknya, Indun, yang pernah bertarung dengan seekor “Bagong”  hingga ”Bagong” tersebut mati ditangan Indun, yang terjadi beberapa tahun silam. “ Nah, dari cerita yang berkembang itu akhirnya menjurus ke cerita tahayul dan mengakibatkan rasa takut di masyarakat, “ terangnya.

Nursaid juga mengatakan, saat ini warga masih waspada terhadap kemungkinan “Bagong” ngamuk tersebut kembali turun ke perkampungan warga. “ Namun, tokoh masyarakat di sini sudah meminta kepada warga untuk tenang sembari waspada, dan juga meminta jangan mengkait-kaitkan persoalan “Bagong” ngamuk ini dengan cerita mistis atau tahayul,” ungkapnya.

Menurut Nursaid, “Bagong” yang mengamuk itu jumlahnya hanya satu ekor, namun hewan yang senang hidup di hutan belantara itu memiliki berat sekitar 200 kg dan sudah berumur tua.

“Memang kalau dikaitkan dengan pengalaman sebelumnya, “Bagong” ini agak aneh juga. Karena sebelumnya, ketika seekor Macan dari Gunung Syawal turun ke perkampungan, hanya butuh beberapa hari warga berhasil menangkapnya. Begitu juga “Bagong” yang diburu sebelumnya dengan mudah ditangkap warga. Tetepi untuk “Bagong” yang satu ini, meski sudah menurunkan tim pemburu, tapi tetap saja sulit untuk dilumpuhkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, akibat ‘Bagong’ ngamuk ini, satu orang korban tewas bernama Nonoh (45), warga  Dusun Cukanguncal RT 02/ RW 06, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya. Korban ditemukan warga tak jauh dari rumahnya, dengan kondisi sudah tewas  pukul 19 .00 WIB, Sabtu (6/7).

Sedangkan korban yang mengalami luka –luka, yakni bocah berusia 10 tahun bernama Fahmi, Warga Dusun Sukawening RT 05/RW 02 Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya. Fahmi diseruduk ‘Bagong’ pada hari Sabtu (6/7), pukul 13.00 WIB, dalam perjalanan ke hutan Cigorowong  bersama Kakeknya Idun ( 74 Tahun). (Bgj/R2/HR-Online)

Mengetahui Penyebab Fenomena Likuifaksi dan Dampaknya

Mengetahui Penyebab Fenomena Likuifaksi dan Dampaknya

Likuifaksi sangat erat kaitannya dengan peristiwa alam yang terjadi di sekitar dan dapat disaksikan secara langsung secara kasat mata. Akan tetapi, tidak banyak orang...
Olla Ramlan Hapus Postingan Instagram

Olla Ramlan Hapus Postingan Instagram, Sinyal Lepas Hijab?

Dalam beberapa hari terakhir, media sosial lagi-lagi heboh karena tindakan mengejutkan dari artis dan model ternama Olla Ramlan. Olla Ramlan hapus postingan Instagram miliknya,...
Uang Jajan Kenzy Taulany, dari Rp100 Ribu Hingga Rp2 Juta per Minggu

Uang Jajan Kenzy Taulany, dari Rp100 Ribu Hingga Rp2 Juta per Minggu

Uang jajan Kenzy Taulany rupanya tak serta-merta banyak. Siapa yang tidak kenal dengan Kenzy Taulany? Aktor Indonesia sekaligus Youtuber tersebut merupakan putra kedua dari...
Spesifikasi Microsoft Surface Pro 12, Diotaki Snapdragon X Plus

Spesifikasi Microsoft Surface Pro 12, Diotaki Snapdragon X Plus

Microsoft Surface Pro 12 memiliki spesifikasi mengagumkan di kelasnya. Karena spesifikasinya berkelas setiap penggunanya merasa beruntung saat mengoperasikannya. Tak mengherankan karena vendor ini memang...
Kandungan Surat Yasin Ayat 82, Makna Kekuatan Kun Fayakun

Kandungan Surat Yasin Ayat 82, Makna Kekuatan Kun Fayakun

Al Quran hadir sebagai petunjuk hidup bagi seluruh umat Islam. Di dalam kitab Allah ini terhimpun 114 surat yang menyimpan pesan kebijaksanaan ilahi. Di...
Libur Sekolah Malah Tersesat, Bocah SD di Ciamis Ini Diantar Pulang Polisi

Libur Sekolah Malah Tersesat, Bocah SD di Ciamis Ini Diantar Pulang Polisi

harapanrakyat.com,- Maksud hati ingin jalan-jalan saat libur sekolah, Ita (11), bocah SD asal Dusun Cicanggong, Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat justru...