Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Seorang lulusan SLB warga Dusun/Desa Pamotan, RT 02 RW 01, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran curhat kepada sejumlah awak media. Adalah Aman Taryana atau biasa disapa Yana (29) yang berharap ingin jadi Office Boy atau OB di RSUD Pangandaran.
Yana yang ditemui di Setda Pangandaran mengatakan keinginannya itu sudah terbit saat dirinya mengetahui akan ada pembangunan RSUD di Pangandaran.
“Waktu masih jadi wacana, saya sudah punya cita-cita ingin jadi OB di RSUD Pangandaran,” ujar Yana, Kamis (19/12/2019).
Cita-citanya untuk menjadi Office Boy di RSUD ini dilatarbelakangi keinginan meringankan beban keluarganya. Sementara selama ini, dirinya dikenal sebagai tukang kendang dengan upah yang tidak tentu.
“Sekarang kan jadi tukang kendang dan pelaku seni, kadang upahnya tidak tetap dapat berapa-berapanya,” ungkap Yana.
Sebagai anak pertama dari 3 saudara, Yana merasa punya tanggung jawab untuk membantu adik-adiknya yang masih bersekolah di SMP.
“Selama ini juga, upah yang didapat dari hasil seni digunakan untuk bantu-bantu kebutuhan keluarga. Adik saya masih sekolah SMP, sebagai anak pertama ada tanggung jawab besar yang saya pikul,” katanya.
Yana menuturkan, kedua orang tuanya, Watini dan Ano hidup sederhana. Untuk kebutuhan sehari-hari, ayah Yana, Ano, bekerja sebagai kuli bangunan.
Jika tidak ada proyek bangunan yang dikerjaan, ayah Yana tersebut bekerja sebagai buruh harian lepas. Upahnya pun tak bisa ditentukan.
“Walau kaum dipabel, tapi memiliki hak sama untuk dapat pekerjaan, seperti saya punya kelainan. Tapi kalau saya kerja bisa bantu-bantu orang tua memenuhi kebutuhan hidupnya,” terang Yana.
Yana juga menyebutkan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003, terutama pasal 5. Bunyinya, setiap Tenaga kerja mempunyai kesempatan yang sama dan tanpa diskriminasi apapun untuk mendapat pekerjaan.
“Harapannya, Pemkab Pangandaran bisa mengakomodir dan memberikan akses bagi kaum dipabel seperti saya dalam event-event besar,” lanjutnya.
Lanjut Yana, selama ini banyak skill dan bakat dari kaum dipabel yang belum dimanfaatkan oleh Pemkab Pangandaran.
“Semoga ke depanya, kaum dipabel bisa sinergis dengan pihak Pemkab Pangandaran,” pungkasnya. (Ceng2/R7/HR-Online)