Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Sejak diumumkannya pasien positif Covid-19 pertama di Kabupaten Ciamis pada 1 April 2020 lalu, sampai saat ini tidak ada keterangan resmi terkait daerah asal pasien.
HR Online mencatat, banyak warga Ciamis yang kemudian menebak-nebak dari mana asal pasien positif Corona di Ciamis. Tak sedikit warga Ciamis yang kemudian terjerumus hoaks, salah seorang diantaranya dituntut untuk memberikan permohonan maaf di media sosial.
Sebut saja AS, yang tercatat sebagai warga di Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog. Dalam salah satu unggahan di akun Facebooknya, dia menulis orang yang positif Corona di Ciamis adalah warga Desa Jelegong, Kecamatan Cidolog.
Berbagai komentar singgah di unggahan AS tersebut. Aparat desa dan kecamatan kemudian memintanya untuk mengklarifikasi unggahan yang cukup meresahkan itu. AS pun meminta maaf karena unggahan hoaks yang dipostingnya tersebut.
Berita Terkait: Hoaks Bertebaran di Medsos Pasca Diumumkan 1 Pasien Positif Corona di Ciamis
Tak berhenti sampai di sana, kabar bohong lainnya juga tersebar di media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp. Disebutkan pasien positif Corona pertama di Ciamis meninggal dunia. Kabar tersebut tersebar dilengkapi dengan data nama dan alamat pasien. Tidak ada yang tahu dari mana kabar tersebut berasal.
Namun, tersebarnya data nama dan alamat pasien kasus Covid-19 ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, sejumlah nama yang disebut sebagai ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), juga tersebar melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Karena masih kurangnya sosialisasi terkait kasus Covid-19, banyak kemudian yang menyalah artikan nama-nama tersebut sebagai nama-nama pasien yang terjangkit virus Corona.
Akibatnya, nama-nama yang terdaftar dalam pesan tersebut mendapatkan perlakuan tak mengenakkan. Salah satunya dialami IW, warga Kecamatan Cipaku.
Istri IW sampai mengklarifikasi kabar tak sedap itu lewat unggahan di media sosialnya. Dia menegaskan suaminya sehat walafiat dan tidak sedang sakit Covid-19 seperti yang digunjingkan oleh para tetangganya.
Kasus terbaru adalah adanya Orang Tanpa Gejala (OTG) yang diduga positif Covid-19 di Rajadesa. Lantaran merasa sehat, yang bersangkutan masih melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Berita Terkait: Meresahkan! Beredar Kabar Orang Positif Covid-19 di Rajadesa Ciamis Berkeliaran, Ini Faktanya
Sementara desas-desus tentang yang bersangkutan terus menyebar sampai ke desa-desa di sekitarnya. Tidak ada penjelasan resmi terkait OTG tersebut.
Hanya saja ketika HR Online tanyakan kepada dr Bayu Yudiawan, juru bicara Covid-19 Center Ciamis ini menjawab singkat. “Sedang dalam proses kajian dan penanganan,” kata dr Bayu, Jum’at (10/4/2020) lalu.
Belakangan dr Bayu mengungkapkan, kajian kasus Covid-19 di Rajadesa belum terkonfirmasi PCR, masih menunggu hasil sehingga belum bisa disimpulkan.
Dia juga mengatakan Gugus Tugas saat ini sudah melakukan pendekatan kepada yang bersangkutan, sehingga yang bersangkutan siap melakukan isolasi mandiri.
“Alhamdulillah kooperatif. Setelah dilakukan pendekatan dan pemberian pengertian persuasif yang bersangkutan kooperatif dan siap melakukan isolasi mandiri dengan disiplin dalam pemantauan ketat gugus tugas,” terang dr Bayu, Minggu (12/4/2020) lalu.
Saat ini, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Ciamis melalui juru bicaranya mulai terbuka mengungkapkan jumlah kasus positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. Namun sayangnya masih tidak ada keterangan resmi daerah penyebaran kasus Covid-19 di Ciamis. Padahal jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Ciamis kini sudah dua orang.
Kasus kedua merupakan seorang OTG yang terpapar dari salah satu klaster di Jawa Barat. Kini, yang bersangkutan melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Sejumlah warga mulai menyuarakan aspirasinya agar data penyebaran kasus Covid-19 di Ciamis dibuka. Berkaca pada kota tetangganya, Kota Banjar yang berani membuka data daerah asal kasus Covid-19 sampai ke tingkat desa.
Warga Kota Banjar bisa mengetahui dua pasien positif di Kota Banjar berasal dari Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja dan Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari. Ini membuat mereka waspada saat mengunjungi kedua daerah tersebut.
Dibukanya data penyebaran Covid-19 di Kota Banjar membuat kabar bohong bisa ditekan. Dari catatan HR Online, satu-satunya hoaks yang menarik perhatian di Kota Banjar terkait Covid-19 adalah saat seorang ibu rumah tangga mengunggah status terkait kaburnya orang positif Covid-19 dari RSUD Kota Banjar. Karena statusnya itu, ibu rumah tangga tersebut harus berhubungan dengan pihak kepolisian.
Berita Terkait: Polisi Ciduk Penyebar Hoaks Pasien Covid-19 di Banjar Kabur
Suara-suara yang menginginkan dibukanya data penyebaran kasus Covid-19 di Ciamis terus mengemuka. Salah satunya datang dari tokoh masyarakat Desa Gereba, Kecamatan Cipaku.
Usman Ali, tokoh masyarakat tersebut, mengatakan, informasi penyebaran kasus Covid-19 di Ciamis berguna untuk meningkatkan kewaspadaan warga.
“Lebih baik pemerintah jangan menutup-nutupi, karena orang yang terpapar virus Corona bukan aib,” katanya kepada HR Online, Sabtu (11/4/2020).
Berita Terkait: Warga Cipaku Ciamis Minta Pemerintah Terbuka Terkait Wilayah Penyebaran Covid-19
Menurut Usman, kalau masyarakat tahu di wilayah desa atau kecamatan ada yang terpapar atau positif Corona, maka dengan sendirinya masyarakat akan selalu dan lebih berhati-hati, serta mengikuti protokoler atau imbauan dari pemerintah.
HR Online bukannya tidak pernah menanyakan penyebaran kasus Covid-19 di Ciamis, baik ODP, PDP, maupun kasus terkonfirmasi positif Corona dan kasus positif RDT. Namun, jawaban singkat didapatkan dari dr Bayu. “Tersebar di beberapa kecamatan,” katanya.
Sampai berita ini diunggah tidak ada keterangan resmi terkait data penyebaran kasus Covid-19 di Ciamis. Jadi, warga Ciamis mohon maaf, Anda masih harus menebak-nebak. Meskipun begitu, tetap jaga kesehatan. (Ndu/R7/HR-Online)