Vitamin D ternyata efektif untuk pencegahan penyakit Corona. Kaitan erat antara vitamin D dan penyakit Corona ini terungkap dari hasil penelitian terbaru yang diterbitkan 6 Mei 2020 kemarin.
Penelitian itu dilakukan terhadap para pasien Covid-19 yang tersebar di 20 negara Eropa. Para peneliti berusaha mengungkap kaitan antara tinginya jumlah kasus COVID-19, tingkat kematian akibat Corona, dan imunitas yang dimiliki tubuh pasien.
Hasil studi yang kemudian diterbitkan di jurnal Aging Clinical and Experimental Research itu menemukan fakta bahwa ada korelasi yang sangat kuat antara vitamin D dengan tingkat kematian pasien Covid-19.
Penelitian dilakukan tim peneliti dari Anglia Ruskin University (ARU) Inggris bekerja sama dengan Queen Elizabeth Hospital, King’s Lynn NHS Foundation Trust terutama untuk menemukan upaya pencegahan penyakit Corona.
“Kelompok pasien yang paling kekurangan vitamin D mengalami kondisi paling parah akibat infeksi COVID-19. Vitamin D telah terbukti melindungi tubuh terhadap infeksi pernapasan akut dan orang dewasa yang lebih tua,” kata Dr Lee Smith.
Italia dan Spanyol, dua negara di Eropa dengan jumlah kasus maupun tingkat kematian COVID-19 yang sangat tinggi menjadi perhatian para peneliti. Ternyata kondisi ini berkaitan erat dengan rendahnya vitamin D warga kedua negara itu.
Besarnya angka kematian akibat Corona di Italia, Spanyol, dan negara Eropa Selatan lainnya karena warganya, khususnya orang tua, justru menghindari sinar matahari yang kuat. Sedangkan pigmentasi kulit malah mengurangi sintesis vitamin D alami tubuh.
Peran Vitamin D dalam Pencegahan Penyakit Corona
Penelitian juga dilakukan dengan membandingkan kasus Covid-19 di Eropa Utara dan Selatan untuk menemukan faktor yang ikut berperan dalam pencegahan penyakit Coronavirus.
Menurut Lee Smith, tingkat asupan vitamin D rata-rata tertinggi ditemukan di negara-negara di Eropa utara. Hal ini karena konsumsi minyak ikan cod dan suplemen vitamin D yang dilakukan masyarakat di Eropa utara.
Selain itu kebanyakan orang Eropa utara justru tidak menghindari sinar matahari. Karena itulah negara-negara Skandinavia yang berada di Eropa utara memiliki jumlah kasus COVID-19 yang paling rendah, termasuk tingkat kematiannya.
“Kami menemukan hubungan yang signifikan antara rata-rata kadar vitamin D dalam tubuh dengan jumlah kasus COVID-19. Utamanya tingkat kematian COVID-19 di 20 negara Eropa yang diteliti,” kata Lee Smith seperti dikutip dari Scitech Daily.
Menurut Lee Smith yang dikenal sebagai ahli kesehatan masyarakat di Universitas Anglia Ruskin, peran vitamin D dalam pencegahan penyakit Corona ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan.
Mengutip hasil studi sebelumnya, Lee Smith mengatakan bahwa kerentanan seseorang terhadap infeksi saluran pernapasan akut berkaitan dengan rendahnya tingkat vitamin D dalam tubuh.
Fungsi Vitamin D
Fungsi vitamin D itu sendiri akan memodulasi respons sel darah putih dan menghalangi pelepasan sitokin inflamasi yang terlalu banyak. Sedangkan virus COVID-19 diketahui akan memicu sitokin proinflamasi yang berlebihan.
Berdasarkan studi sebelumnya, ditemukan sekitar 75 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan rumah perawatan lainnya sangat kekurangan vitamin D. Riset ini memberikan potensi harapan untuk pencegahan penyakit Corona.
“Karena itu penting melakukan penelitian khusus untuk melihat tingkat vitamin D pada pasien COVID-19 berdasarkan tingkat keparahan penyakit,” katanya.
Sementara itu Mr Petre Cristian Ilie, ahli urologi dari Queen Elizabeth Hospital King’s Lynn NHS Foundation Trust yang terlibat dalam penelitian itu mengakui adanya sejumlah keterbatasan yang ada.
“Penelitian kami memang memiliki keterbatasan karena jumlah kasus di masing-masing negara dipengaruhi oleh jumlah tes yang dilakukan. Apalagi korelasi tidak selalu berarti sebab akibat,” katanya.
Begitu juga dengan langkah-langkah yang diambil masing-masing negara yang berbeda dalam mencegah penyebaran infeksi juga bisa menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
Vitamin D untuk pencegahan penyakit Corona bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti paparan sinar matahari, asupan makanan, dan suplemen. Untuk makanan sumber vitamin D antara lain ikan, kuning telur, hati sapi, keju, dan lainnya. (R9/HR Online)