Temuan mineral Mars di antartika yang mempunyai bentuk debu dan terperangkap dalam endapan es purba. Para peneliti telah menemukannya dalam inti es yang berada di daerah kutub tersebut.
Dari penemuan tersebut telah terungkap jika mineral itu berupa zat rapuh dengan warna kuning kecoklatan atau lebih kita kenal dengan nama jarosite. Mineral tersebut telah tertimpa dengan cara yang hampir sama, baik di Mars maupun di Bumi.
Hasil Temuan Mineral Mars di Antartika Berupa Zat Rapuh
Melansir Science Mag, para tim peneliti telah menemukan jika mineral Mars ada dalam inti es Antartika. Penemuan yang mereka dapatkan tersebut menunjukkan jika zat ini berupa zat rapuh. Kemudian, juga memiliki warna kuning kecoklatan atau jarosite.
Mineral tersebut diketahui telah mengalami penempaan dalam waktu yang sangat lama dan sama baiknya, baik di Bumi atau di planet Mars.
Bentuk dari mineral tersebut, yakni berupa debu yang mana telah diterangkan dalam endapan es purba. Tujuan yang terjadi baru-baru ini pun mengungkap mengenai fakta betapa pentingnya gletser yang ada pada planet Mars.
Baca Juga: Temuan Aurora di Sekitar Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko
Selain mereka mengukir lembah, akan tetapi mereka juga membantu dalam menciptakan bahan yang berasal dari Mars. Temuan mineral Mars di Antartika tersebut pertama kali tampak dan terlihat tahun 2004. Dimana saat itu terdapat rover dari NASA Opportunity yang telah menggulung lapisan halus.
Lalu, penemuan tersebut pun menjadi berita yang utama dan mengejutkan, sebab jarosite memerlukan air untuk dapat terbentuk, yang bersamaan dengan zat lain. Seperti zat besi, kalium, sulfat, serta kondisi asam.
Dengan kondisi seperti itu, di Bumi berbanding terbalik dengan apa yang ada dalam planet Merah tersebut. Kondisi tersebut sulit ada, walaupun kemungkinan ada pada Mars.
Sementara itu, para peneliti mulai mengemukakan teori tentang kemungkinan bagaimana mineral tersebut bisa begitu melimpah. Terdapat sejumlah orang yang mengira jika mineral kemungkinan telah terjadi berkat adanya penguapan dari sedikit air asam yang asin.
“Akan tetapi, batuan basal alkali pada kerak planet Mars akan mampu menetralkan kelembaban asam,” ucap Giovanni Baccolo, seorang ahli geologi Universitas Milan-Bicocca serta penulis utama dalam penelitian atas temuan mineral Mars di Antartika tersebut.
Baca Juga: Temuan Mikroba di Gurun Atacama Mendukung Kehidupan di Planet Mars
Gagasan Peneliti Tentang Melimpahnya Mineral
Selain karena kemungkinan berasal dari penguapan atas air asam yang asin, mineral tersebut terdapat begitu melimpah karena jarosite muncul dalam endapan es raksasa yang juga kemungkinan telah ada sejak miliaran tahun yang lalu menyelimuti planet ini.
Dengan bertambahnya waktu, maka lapisan es pun akan bertambah tebal pula. Dengan demikian, debu akan menumpuk dalam lapisan es. Yang mana akan mungkin bisa berubah menjadi jarosite dalam kubangan lumur pada area sekitar kristal-kristal lapisan es tersebut.
Akan tetapi, proses tersebut tak pernah teramati sejak kapanpun dalam tata surya kita. Jika di Bumi, mineral tersebut akan sangat mudah kita temukan dalam tumpukan limbah tambang yang telah terkena hujan dan udara luar. Akan tetapi, hal itu pun bukan peristiwa yang umum terjadi.
Tak ada yang menyangka jika temuan mineral Mars di Antartika paling baru tersebut akan ia deteksi, bahkan Baccolo tak memburunya. Sementara itu, Baccolo sendiri justru tengah mencari mineral yang kemungkinan ada dalam siklus zaman es pada lapisan inti dari es sepanjang 1.620 meter.
Yang mana ia mencatat ribuan tahun sejarah untuk Bumi. Akan tetapi, pada inti es tersebut ia menemukan partikel yang berupa debu aneh yang tadinya ia pikir adalah jarosite. Dengan penemuannya tersebut, ia memastikan mengenai identitas mineral yang ia temukan itu.
Baccolo dan juga rekannya telah menghitung ukuran yang ada pada mineral tersebut menyerap sinar X. Mereka juga memeriksa butiran debu tersebut menggunakan mikroskop elektron yang cukup kuat. Tentu saja mereka tengah memastikan jika itu adalah jarosite yang mana sama dengan temuan mineral Mars di Antartika. (R10/HR Online)