Pengertian sifat nafsiyah tentunya menjadi pengetahuan penting dalam ajaran agama Islam. Dalam ajaran agama Islam, terdapat 20 sifat wajib Allah yang harus kita imani.
Sedangkan sifat tersebut menjadi 4 bagian atau kategori. Sebut saja sifat nafsiyah, sifat salbiyah, sifat ma’ani, beserta sifat maknawiyah.
Dalam Al-Qur’an, sifat Allah tersebut sudah terdapat pada beberapa ayat dengan menggambarkan keagungan-Nya sebagai Sang Pencipta.
Kita sebagai umat Islam tentunya juga meyakini bahwa tiada Tuhan selain Allah. Tanpa ada campur tangan Allah, kita tidak bisa melakukan apapun.
Sebab, kita itu hanya dari tanah dan akan kembali ke tanah. Sehingga tidak mempunyai anjuran untuk kita bersifat tinggi seperti langit yang berada di atas tanah. Segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita sudah menjadi takdir dari Allah SWT.
baca juga: Ahli Waris Sababiyah Dalam Islam, Ketahui Pengertian dan Sebabnya!
Apa Pengertian Sifat Nafsiyah?
Setiap umat muslim harus meyakini akan keberadaan Allah SWT, salah satunya mengenai sifat wajib Allah.
Keberadaan Allah SWT juga menjadi sesuatu yang mutlak sifatnya. Sedangkan pangkal semua ajaran agama Islam sumbernya berasal dari keyakinan ini.
Dosen PKN serta hukum Fis UNY Doktor Marzuki M.Ag Maulana Muhammad Ali menyebutkan bahwa terdapat tiga bukti yang berkaitan dengan adanya Allah SWT.
Dalam pengertian sifat nafsiyah, bukti yang pertama diambil dari kejadian alam atau sering juga disebut sebagai bukti rendah.
Kedua adalah bukti tentang kaya kodratnya manusia yang menjadi pengalaman batin manusia. Terakhir, bukti yang berdasarkan pada wahyu Allah kepada manusia. Sering juga disebut sebagai pengalaman tertinggi.
Perlu Anda ketahui, sifat wajib Allah SWT merupakan sesuatu yang sifatnya melekat dari Sang Khalik.
Dengan kita memahami sifat tersebut, apa yang menjadikan kita sebagai hamba yang lebih baik dan mendekat kepada Allah SWT. Allah yang Maha Sempurna mempunyai sifat tidak terbatas. Salah satunya adalah sifat nafsiyah.
baca juga: Pengertian Yaumul Mizan, Hari Penimbangan Amal dengan Keadilan
Hadis Ahmad
Sudah pernahkah Anda mendengar pengertian sifat nafsiyah? Dalam hadis riwayat Ahmad yang artinya adalah “Rasulullah bersabda, aku memohon kepada Engkau atas semua nama yang menjadi nama-Mu. Baik yang sudah Engkau jadikan sebagai nama untuk diri-Mu atau yang sudah Engkau ajarkan kepada seseorang yang merupakan makhluk-Mu, atau yang sudah Engkau turunkan dalam kitab-Mu, sembunyikan supaya menjadi ilmu gaib di sisi-Mu”.
Meskipun merupakan salah satu sifat wajib Allah SWT, ternyata masih banyak saudara muslim kita yang belum mengetahui pengertian nafsiyah.
Apakah Anda juga salah satunya? Ketahuilah bahwasannya nafsiyah merupakan sifat yang menunjukkan zat itu sendiri, bukan hal lain. Sifat ini juga didefinisikan sebagai haliyyah.
Lebih tepatnya suatu kondisi yang pasti ada pada suatu zat selama zat tersebut tidak ‘ilati dengan suatu ‘ilat. Untuk salah satu contoh sifat nafsiyah ini adalah sifat wujud. Wujud artinya adalah ada.
Dengan begitu, artinya adalah keberadaan Allah merupakan hal penting untuk kita imani. Keberadaan Allah SWT juga menjadi suatu pertanda kebesaran yang nyata.
Sifat nafsiyah juga berkaitan dengan zat Allah yang menjadi penguasa langit serta bumi. Seperti yang sudah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Secara mudahnya, pengertian nafsiyah merupakan sifat wajib bagi Allah SWT yang tidak dikarenakan oleh suatu sebab apapun.
baca juga: Pengertian Yaumul Jaza yang Sangat Setia untuk Menanti Amal Manusia
Wujud
Seperti yang sudah jelas sebelumnya bahwa salah satu sifat wajib Allah yang merupakan contoh dari pengertian nafsiyah adalah wujud.
Allah SWT itu ada dengan sendirinya dan tidak ada yang menciptakan. Seperti firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid ayat 4.
Artinya adalah “Ia yang sudah menciptakan langit, bumi, serta enam masa. Kemudian Ia bersemayam di Arsy. Ia juga mengetahui apa yang ada di dalam bumi dan keluar dari padanya, serta mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Ia yang bersama kamu di manapun kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
Sudah sangat jelas bukan dari ayat 4 surat Al-Hadid tersebut? Dengan begitu, kita juga bisa mengambil kesimpulan bahwa sepandai-pandai apapun manusia yang ada di bumi ini, tidak akan mampu menyaingi kekuatan, kesempurnaan, dan kekuasaan Allah SWT.
Dengan adanya pengertian sifat nafsiyah serta contohnya, menjadi penekanan tersendiri untuk kita bahwa tidak ada yang lebih besar kekuatannya, kecuali hanya Allah SWT. (Muhafid/R6/HR-Online)
