Taman Saqifah Bani Saidah penting untuk diketahui umat Islam. Taman Saqifah Bani Saidah adalah tempat saksi bisu terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah atau pemimpin kaum Muslimin. Luas taman mencapai dua kali lapangan futsal.
Baca Juga: Keteladanan Abu Bakar yang Bisa Menjadi Inspirasi Umat Muslim
Sekeliling taman yang menjadi saksi bisu sejarah islam ini terdapat pagar besi setinggi 2,5 meter dengan cat hitam maupun putih. Saat melihat peta, maka taman hanya memiliki jarak sekitar 300 meter dari pintu King Saud Masjid Nabawi, Madinah.
Taman Saqifah Bani Saidah yang Bersejarah
Taman yang memiliki pagar cukup tinggi ini berisikan berbagai tanaman. Namun, terdapat pohon kurma yang tumbuh tinggi dan lebih mendominasi area taman. Dahulu menjadi peristiwa penting selepas wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Kini pada petilasan ini telah terhimpit oleh berbagai gedung. Namun 1432 tahun lalu menjadi tempat para sahabat Anshar berkumpul. Pada saat akan memilih pemimpin untuk Kota Madinah sesudah Rasulullah SAW wafat.
Hadir sejumlah sahabat Muhajirin untuk forum di Saqifah. Pembicaraannya berubah ke arah siapa yang kelak memimpin kaum Muslimin secara umum.
Tak hanya sekedar sebagai pemimpin pada Kota Yatsrib. Setelah itu, terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah oleh kaum mayoritas Muslimin yang hadir.
Saqifah Bani Saidah Zaman Dahulu
Pada tahun 11 Hijriah Saqifah Bani Saidah atau As-Saqifah hanyalah bangunan beratap. Namun yang digunakan seorang Kabilah Bani Saidah, Suku Khazraj. Salah satu kabilah yang asalnya dari Madinah, Hijaz, tepatnya barat daya Jazirah Arab.
Dahulu letak taman Saqifah Bani Saidah yang ada pada bagian barat daya kediaman Nabi Muhammad SAW. Wilayah permukiman serta perkebunan oleh Kabilah Bani Saidah.
Pada mulanya bentuk Saqifah sangat besar. Sebab, berguna sebagai tempat untuk berkumpul para kaum Anshar. Saat itu, belum banyak gedung seperti saat ini.
Bagian depan Saqifah memiliki halaman yang tampak luas serta lebar. Selain itu, juga dekat dengan sumur milik Bani Saidah. Saat ini Saqifah merupakan sebuah taman berpagar.
Masyarakat tidak bisa dengan mudah bermain atau kongko. Pagar taman yang hampir selalu terkunci setiap harinya.
Taman Saqifah Bani Saidah Masuk Buku Sejarah
Saqifah Bani Saidah seringkali disebut dalam beberapa buku sejarah Islam. Terutama saat menceritakan akan kejadian pemilihan pemimpin setelah Rasulullah wafat. Pada tahun 11 Hijriyah yang bertepatan dengan tahun 632 Masehi.
Menurut pakar sejarah Islam dari Nasrullah Jasam menjelaskan mengenai peristiwa pemilihan khilafah Islamiyah. Saat itu sahabat Ansor sudah memiliki serta siap akan kandidat yang diusungnya yakni Sa’ad bin Ubadah.
Namun setelah melakukan diskusi, pertimbangan dan suara mayoritas kaum muslimin yang hadir. Terlebih adanya usulan dari sahabat Muhajirin, salah satunya sahabat Umar, memilih mengusulkan Abu Bakar.
Baca Juga: Akhir Kekhalifahan Muslim, Terjadi pada Tahun 1342 Hijriyah
Kala itu juga sempat terjadi perdebatan. Umar juga turut andil dalam forum yang mulai sudah menghangat tersebut. Pada akhirnya Umar juga berhasil meyakinkan kaum Ansor sehingga memilih Abu Bakar.
Meski sebenarnya Abu Bakar lebih cenderung memilih satu di antara dua orang. Abu Ubaidillah bin al Jarrah dan Umar bin Khattab yang akan menjadi khalifah. Akan tetapi, Umar menolak akan hal tersebut.
Terpilihnya Abu Bakar Sebagai Khalifah
Nasrullah juga mengungkapkan, dari kejadian tersebut bisa mengambil sebuah nilai positif. Para sahabat menyadari sebenarnya terdapat seorang pemimpin sangat penting di antara tengah-tengah umatnya.
Oleh karena itu, saat Nabi Muhammad SAW wafat, para sahabat segera berkumpul di Taman Saqifah Bani Saidah. Untuk menentukan sosok yang bisa menggantikan Rasulullah sebagai pemimpin umatnya.
Meski ada perbedaan pandangan saat akan memilih pemimpin, namun menjadi hal yang lumrah. Peristiwa tersebut juga terjadi di antara sahabat kalangan Ansor maupun Muhajirin.
Bahkan kalangan dari bani Hasyim memiliki pandangan lainnya. Sebab, beberapa alasan cenderung untuk memilih Sahabat Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah.
Sehingga, saat sudah menjadi keputusan bersama, maka perlu menaatinya demi kesejahteraan maupun kedamaian umat. Sebaiknya setiap orang menyadari hal tersebut serta mengukur diri akan kemampuannya.
Baca Juga: Masa Keemasan Khalifah Umar RA, Pemimpin Adil dan Bijaksana!
Melalui peristiwa tersebut, sikap Umar patut menjadi contoh. Saat Abu Bakar yang memintanya agar menjadi khalifah. Dengan rendah hati, Umar justru merasa bahwa sosok Abu Bakar lebih pantas sebagai khalifah daripada dirinya. Peristiwa pada taman Saqifah Bani Saidah bisa menjadi renungan untuk semua umat muslim. (R10/HR-Online)
