Hujan meteor Alfa Monocerotid merupakan peristiwa alam yang sangat unik. Sayangnya, hujan meteor ini terbilang relatif langka, mengingat hanya terjadi pada tahun-tahun tertentu saja. Tak heran jika para pengamat astronomi maupun peneliti berusaha mengabadikan momen dengan sebaik-baiknya.
Melansir dari keterangan American Meteor Society, Alfa Monocerotid merupakan tipe hujan meteor di kelas III. Dalam kelompok tersebut, peristiwa luar angkasa ini masuk kategori jarang terjadi pada setiap tahunnya.
Baca Juga: Hujan Meteor Leonid, Fenomena Menakjubkan di Bulan November
Namun apabila sudah muncul, biasanya menghasilkan pertunjukan yang luar biasa di langit malam. Beberapa orang yang berhasil mengabadikan momen bisa memperoleh pemandangan spektakuler. Mengingat kilatan-kilatan cahayanya terlihat lebih jelas daripada jenis hujan meteor lain.
Hujan Meteor Alfa Monocerotid, Inilah Sejumlah Fakta Menariknya
Pada dasarnya, sumber utama meteor Alfa Monocerotid adalah sisa-sisa debu komet C/1917 F1 atau Mellish. Sebuah komet yang mengorbit pusat tata surya dalam durasi sangat panjang yakni 143.5 tahun.
Saat bumi melintasi jalur orbit yang sama, maka partikel-partikel kecil dari komet tersebut bertabrakan dengan atmosfer. Mengingat kecepatannya super tinggi, maka timbullah kilatan-kilatan cahaya yang kita sebut sebagai meteor.
Konon katanya, kecepatan hujan meteor tersebut berkisar antara 65 km/s hingga 73 km/s. Bahkan, beberapa sumber menyebutkan jika potensi meteor ini bergerak dalam kecepatan maksimum mencapai 234.000 km/jam. Dengan ZHR yang terbilang rendah, tapi mampu memicu badai meteor hebat yang berlangsung hampir satu jam.
Kendati demikian, hujan meteor Alfa Monocerotid tidak selalu dapat kita prediksi secara akurat. Hal ini karena periode aktivitasnya tidak teratur dan dapat bervariasi dari satu tahun ke tahun berikutnya.
Badai hebat meteor Alfa Monocerotid pernah terjadi sekitar tahun 1925, 1935, 1985, dan 1995. Di antara tahun-tahun tersebut, peristiwa paling dahsyat terjadi pada 1925 dan 1935. Bagaimana tidak, ledakannya kala itu mampu melewati 1.000 ZHR.
Penelitian terkait meteor Alfa Monocerotid sendiri semakin intens saat memasuki tahun 1995. Tepatnya ketika ilmuwan Peter Jenniskens meramalkan Alfa Monocerotid akan kembali pada penghujung tahun tersebut.
Berdasarkan dugaannya, ledakan dahsyat terjadi akibat jejak debu komet berperiode panjang yang berkeliaran di lintasan bumi. Bersama tim pengamat dari Dutch Meteor Society, mereka melakukan observasi di kawasan Spanyol Selatan.
Terjadi Ledakan pada Tahun 2019
Pasca hujan meteor Alfa Monocerotid tahun 1995, para peneliti kembali menemukan dugaan ledakan baru pada 2019. Jenniskens dan Esko Lyytinen memastikan ledakan tersebut mulai terjadi pukul 04:50 UTC. Tepat di tanggal 22 November 2019 atau setara dengan 23:50 EST (21 November 2019).
Baca Juga: Badai Matahari Carrington, Salah Satu yang Terbesar di Sejarah
Kala itu, ledakan meteor hanya berlangsung kurang lebih 15 menitan, sampai di titik 400 ZHR. Nilainya memang tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada 1995. Sementara puncaknya berlangsung sekitar pukul 05:00 UTC sebelum akhirnya perlahan-lahan lenyap.
Diperkirakan Kembali Menghiasi Langit Malam Akhir November 2023
Hujan meteor Alfa Monocerotid sendiri umumnya berlangsung mulai tanggal 15 sampai 25 November. Sedangkan tahun ini, peristiwa langka itu digadang-gadang akan kembali menghiasi langit malam.
Beberapa peneliti mengungkapkan jika puncak badai Alfa Monocerotid akan berlangsung sekitar 21 hingga 22 November 2023. Adapun saat paling tepat untuk mengamatinya adalah menjelang dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Hampir semua wilayah di Indonesia akan kebagian momen menakjubkan ini. Sehingga kalian bisa menyaksikannya secara langsung sekaligus mengabadikannya dengan kamera smartphone atau perangkat lain.
Tips Mengamati Meteor Alfa Monocerotid
Ada banyak cara untuk mendapatkan momen terbaik ketika peristiwa hujan meteor Alfa Monocerotid tiba. Salah satunya memahami betul waktu paling tepat serta arah meteor yang nantinya akan tiba.
Baca Juga: Puncak Hujan Meteor Lyrid 2023 Terjadi pada 22 April
Selain itu, upayakan mencari lokasi gelap atau jauh dari polusi cahaya. Pemilihan lokasi ini sangatlah penting supaya pengamatan tidak terganggu adanya cahaya buatan manusia seperti halnya lampu.
Kalian juga bisa membawa sejumlah peralatan pelengkap agar proses pengamatan lebih seru. Misalnya pakaian hangat, teleskop/teropong, alas duduk, minuman, serta cemilan. Tidak ada salahnya mengajak teman atau keluarga untuk ikut mengamati meteor agar pengamatannya semakin berkesan.
Nah, itulah informasi tentang hujan meteor Alfa Monocerotid yang akan hadir akhir November 2023. Catat tanggal puncaknya dan jangan lewatkan moment menariknya.(R10/HR-Online)