Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis adanya potensi gempa dahsyat di Sukabumi. Gempa tersebut berkekuatan 8,7 Magnitudo. Lokasinya berada di Zona megathrust atau di Laut Selatan Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam press rilisnya BMKG menyebut potensi gempa tersebut disimpulkan dari kajian sejak 2011 lalu. Hasil dari simulasi juga disimpulkan jika gempa tersebut memicu tsunami dengan tinggi lebih dari 3 meter.
Baca Juga: Ancaman Gempa Bumi dan Potensinya untuk Beberapa Tahun ke Depan
Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, menyebutkan, dari hasil kajian juga penting untuk melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana.
“Semata-mata bukan untuk menakut-nakuti, namun berdasarkan pemodelan sejak sepuluh tahun lalu, ada tingkat guncangan dengan intensitas VIII-IX, ini bisa sangat merusak. Karena itu pemerintah daerah perlu segera bersiap-siap melakukan mitigasi yang tepat,” ungkap Rahmat seperti dikutip dari press rilis BMKG, Senin (2/3/2020).
Rahmat juga menambahkan, BMKG lewat kajian ilmiah hanya bisa menentukan adanya potensi gempa dahsyat di zona megathrust di Sukabumi. Namun, BMKG tidak mamu menentukan kapan gempa akan terjadi.
“Tidak ada kepastian kapan gempa akan terjadi, namun upaya mitigasi perlu dilakukan. Tujuannya untuk mengurangi risiko kerugian ekonomi, sosial, maupun korban jiwa jika gempa benar-benar terjadi,” katanya.
Lanjut Rahmat, saat ini pemerintah penting untuk memperhatikan peta rawan bencana. Hal itu harus dilakukan saat merencanakan penataan ruang maupun wilayah, termasuk penataan pantai agar aman dari tsunami.
“Bukan hanya pemerintah, tapi juga semua pihak harus serius dalam memperkuat penerapan ‘building code’, terutama ketika membangun struktur bangunan yang tahan gempa,” lanjutnya.
Potensi Gempa Dahsyat di Sukabumi, BMKG Meminta Masyarakat Tenang
Meski ada hasil kajian potensi gempa dahsyat di Sukabumi dari para ahli, namun BMKG meminta masyarakat tidak panik, terutama masyarakat yang tinggal di sumber gempa dan tsunami.
“Yang harus dilakukan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan terutama agar paham cara menyelamatkan diri saat gempa dan tsunami sesuai arahan pemerintah saat eevakuasi,” kata Rahmat.
Rahmat menegaskan agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu maupun hoaks yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Tetap tenang dan tidak perlu terpancing isu yang tidak benar,” tandasnya. (Ndu/R7/HR-Online)