Profil dan karir dari Viktor Axelsen memang menarik untuk dibahas. Sebab, saat ini Viktor Axelsen menjadi raja bulu tangkis dunia untuk sektor tunggal putra.
Belum lagi, dari pertandingan terakhir yang baru saja berlangsung yakni China Open 2023, pebulu tangkis asal Denmark ini menjadi juaranya.
Profil Viktor Axelsen Pebulu Tangkis dari Denmark
Axelsen lahir pada 4 Januari 1994 di Kota Odense, Denmark. Pemain badminton berusia 29 tahun ini, memiliki tinggi badan yang menjulang sampai 1,94 meter.
Sehingga, dengan tingginya badan tersebut, membuat ia mampu menguasai lapangan untuk sektor tunggal putra.
Adapun gaya bermain dari Axelsen seperti style Thomas Stuer-Lauridsen, yang merupakan pebulu tangkis Denmark zaman 1990-an.
Tidak berbeda jauh dengan profil Viktor Axelsen, Stuer-Lauridsen juga mempunyai tinggi badan yang menjulang sampai 1,91 meter.
Baca Juga: Runner Up Indonesia Open 2023, Ini Hadiah yang Ginting Terima
Meski beberapa pengamat beranggapan, bahwa pemain bulu tangkis dengan postur tinggi memiliki kelemahan dari kecepatan maupun bertahan.
Namun untuk Axelsen sendiri itu sebaliknya. Tipe permainan yang Axelsen perlihatkan yaitu defense-balik-serang. Oleh karena itu, siapa saja lawannya akan kesulitan menghadapinya.
Karir Axelsen
Adapun yang menarik dari ulasan profil Viktor Axelsen adalah bukan hanya jawara saat senior saja, melainkan sudah mencicipi juara di kelas junior.
Pebulu tangkis berusia 29 tahun ini memulai karirnya pada tahun 2006, dengan memenangkan kejuaraan nasional junior untuk sekot tunggal dan ganda putra.
Setelah itu, pada tahun 2009, Axelsen kembali meraih torehan positif dengan menjuarai kejuaraan Eropa usia 17 dan Jerman Junior.
Ia makin menonjol di antara bintang-bintang muda bulu tangkis. Terlebih saat Axelsen berhasil meraih juara pertama Kejuaraan Junior Dunia BWF 2010.
Bahkan, menjadikannya pemain Eropa pertama yang memenangkan gelar tersebut. Kemudian, Axelsen melakukan debut seniornya di tahun yang sama, dan menang di Siprus Internasional.
Profil dan karir Viktor Axelsen makin menonjol. Setelah pada tahun 2014, ia meraih kemenangan besar di Swiss Open Grand Prix Gold.
Baca Juga: Jonatan Christie Keluar dari Pelatnas, Benarkah? Cek Faktanya Berikut!
Selain itu, Axelsen juga meraih dua medali perunggu di Kejuaraan Eropa, dan juga memenangkan medali perunggu pertamanya di Kejuaraan Dunia BWF pada tahun 2014.
Pada tahun 2016, ia menjadi pebulu tangkis Eropa pertama yang meraih juara tunggal putra di Seri Super Dunia BWF Final.
Di tahun yang sama, pebulu tangkis asal Denmark ini meraih medali perunggu pertamanya di Olimpiade Rio de Janeiro Brasil.
Medali tersebut Axelsen raih setelah mengalahkan wakil asal China, Lin Dan dengan skor 21–15, 12–21, 21–17.
Raihan prestisius lainnya adalah menjadi juara di Kejuaran Dunia tahun 2017 di Glasgow, Skotlandia.
Ia juga turut andil mengantarkan Denmark meraih Thomas Cup pada tahun 2016. Di partai final, Axelsen dkk menyingkirkan Indonesia dengan skor 3-2.
Ranking 1 Dunia
Raihan tersebut membuat profil dan karir Viktor Axelsen makin menonjol. Sebab, ia menjadi pemain Denmark ketiga yang juara di Kejuaran Dunia. Sebelumnya adalah Flemming Delfs tahun 1997 dan Peter Rasmussen tahun 1997.
Setelah gagal meraih medali emas di olimpiade, Axelsen ‘membalasnya’ di Olimpiade Tokyo 2021. Mengalahkan wakil China, Chen Long, ia berhasil meraih medali emas pertamanya untuk kelas olimpiade.
Turnamen seri 1000 BWF yang pernah ia juarai lainnya adalah kejuaraan All England pada tahun 2020.
Kejuaraan terbaru yang Axelsen raih, adalah menjuarai China Open 2023, mengalahkan Lu Guang Zu wakil tuan rumah, dengan skor 21-16 dan 21-19.
Sebagai pemain profesional bulu tangkis, ia sudah melakoni pertandingan sebanyak 656 laga. Rinciannya, 509 meraih kemenangan dan 147 kekalahan.
Saat ini, pebulu tangkis yang mengidolakan petenis Djokovic ini, menempati ranking 1 dunia BWF untuk sektor tunggal putra.
Axelsen menempati peringkat pertama selama 144 minggu, dan 93 minggu secara berturut-turut.
Sehingga dengan prestasi yang sangat bagus tersebut, tidak salah jika profil dan karir dari Viktor Axelsen menarik untuk dibahas. (R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)
