Terlalu lama duduk bukan hanya bikin bokong menjadi tepos, namun juga bisa memicu gangguan kesehatan. Bukan hanya itu, duduk dalam jangka waktu yang lama bahkan bisa meningkatkan resiko kematian dini.
Biasanya orang yang duduk dengan waktu yang lama ini dilakukan oleh mereka yang memiliki pekerjaan di depan komputer, atau bisa juga driver sepeda motor atau mobil, bahkan pecandu game online.
Pekerjaan tersebut umumnya dituntut menghabiskan waktu terlalu lama duduk sampai berjam-jam lamanya.
Namun bukan hanya yang memiliki pekerjaan seperti itu, kebiasaan ini juga terjadi pada mereka yang menghabiskan waktunya dengan duduk sambil menonton televisi.
Belum lagi yang sudah terbiasa terlalu lama duduk akan malas untuk beraktivitas atau bergerak, bahkan berolahraga pun dilewatkannya. Padahal kebiasaan seperti itu bisa memicu gangguan pada kesehatan.
Terlalu Lama Duduk Bisa Picu Kematian
Paling mengerikan untuk sering duduk dalam jangka waktu hingga 9,5 jam lebih setiap hari, adalah bisa meningkatkan resiko kematian dini. Itu diungkapkan dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis BMJ.
Mengutip CNN Internasional, studi tentang dampak dari duduk durasi yang lama tersebut, dipinpin oleh seorang profesor asal Norwegian School of Sports Sciences di Oslo, Norwegia, Prof Ulf Ukelund.
Mereka melakukan analisa dari penelitiannya yang menghubungkan antara duduk terlalu lama, serta aktivitas fisik dengan resiko kematian.
Akselerometer yang dipakai adalah perangkat yang bisa digunakan intensitas serta volume kegiatan, guna mengukur kegiatan secara keseluruhan. Intensitas itu terdiri dari kelas ringan, sedang serta kuat.
Untuk aktivitas ringan seperti mencuci piring, sedangkan yang sedang yakni kegiatan memotong rumput. Dan yang kuat adalah jogging serta lainnya.
Adapun objek dari penelitian tersebut adalah orang dewasa di Eropa Barat serta Amerika Serikat dalam rentang usia minimal 40, dengan jumlah sebanyak 36.383.
Sementara hasil dari penelitiannya adalah, untuk yang tidak terlalu aktif mempunyai resiko peningkatan 5 kali lebih tinggi.
Walaupun begitu, hasil tersebut kemungkinan tidak bisa dijadikan acuan bagi populasi di daerah atau negara lain dengan orang di bawah 40 tahunan. Namun, apapun hasilnya tetap saja jangan sampai terlalu lama duduk.
Sementara itu, pendapat serupa dikemukakan oleh dr. Harvey Romolo, Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular.
dr. Harvey Romolo seperti dikutip dari berbagai sumber, mengungkapkan, bahwa ketika terlalu lama duduk maka akan terjadi pembekuan darah pada kedua kakinya. Sehingga terjadi DVT (Deep vein thrombosis) atau penyakit membekunya darah pada vena.
Sedangkan fungsi dari vena yaitu pembuluh darah yang menggembalikaan darah ke jantung. Jadi, DVT bakal berubah menjadi parah jika bekuan darah tersebut lepas menuju ke jantung serta nyangkut di paru-paru.
Adapun yang dirasakan oleh korban yaitu sesak, sehingga dapat mengancam nyawanya. DVT bisa terlihat dari kaki kiri serta kanan yang bengkak, kemudian timbul sesak.
Efek Negatif Lainnya
Resiko lainnya jika terlalu lama duduk adalah, bisa memicu gangguan kesehatan seperti terkena kanker, diabetes, obesitas, otak menjadi lemah serta jantung.Hal itu disebabkan karena tekanan dan gula darah akan meningkat.
Seperti diulas di atas, dengan duduk dalam jangka waktu yang tidak sebentar ini mengakibatkan pembakaran lemak oleh otot hanya sedikit, kemudian lambannya aliran darah yang menyebabkan tersumbatnya darah ke jantung karena asam lemak.
Selain itu, kegiatan atau kebiasaan seperti itu bisa memicu untuk makan dengan banyak, namun salahnya tidak diimbangi dengan kegiatan fisik seperti berolahraga. Jadinya, lemak bakal tertumpuk di dalam tubuh serta mengakibatkan obesitas.
Gangguan kesehatan lainnya dari terlalu lama duduk adalah melemahnya kekuatan otak. Apabila terus menerus duduk dengan jangka waktu yang tidak sebentar, maka otot tidak bakal bekerja untuk memompa darah serta oksigen menuju otak.
Akan tetapi, sebaliknya apabila duduk hanya sebentar maka suplai darah serta oksigen menuju otak akan lancar.
Jadi dengan terlalu lama duduk maka otot tidak akan bekerja dengan maksimal atau tidak dipakai. Dan itu bisa melemahkan fungsi dari otot terutama otot perut. (Adi/R5/HR-Online)