Arti dari Iradah? Tahukah Anda apa arti istilah tersebut yang sebenarnya? Atau mungkin sudah pernahkah Anda mendengar sebelumnya?
Iradah merupakan istilah bahasa Arab. Istilah tersebut memiliki arti keinginan atau kemauan.
Apakah artinya hanya bisa kita lihat dari ilmu bahasa Arab saja? Atau sebenarnya istilah iradah itu merupakan istilah umum dalam ilmu agama Islam?
Nah, ketahuilah sebenarnya iradah juga ada dalam ilmu fiqh. Maknanya adalah kebulatan atau pun kehendak, bisa juga merupakan keinginan guna melakukan sesuatu dalam bentuk yang umum dan abstrak.
Jadi bagaimana? Apakah sedikit penjelasan tersebut sudah membuat Anda paham? Mungkin bagi beberapa sudah paham. Tetapi, tidak sedikit pula yang bingung setelah mengetahui arti iradah secara fiqh tersebut.
Apakah di dunia ini kita bisa melakukan sesuatu yang abstrak? Bukankah Allah menciptakan jin dan manusia itu hanya untuk ibadah?
Lalu mengapa dalam Madzhab Hanafi memberikan arti yang demikian? Maka dengan demikian itu, dalam Islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Dengan kita membaca ataupun bertanya kepada Ustadz mengenai hal ini juga merupakan salah satu upaya kita menuntut ilmu, guna memperdalam ilmu agama Islam.
baca juga: Pengertian Takdir Muallaq, Mengajarkan Kita untuk Berusaha dan Berdoa
Arti dari Iradah dalam Islam
Perlu Anda ketahui juga bahwa ilmu fiqh mengatakan istilah tersebut memiliki arti kebulatan untuk berbuat sesuatu dengan disertai juga terpusatnya perhatian ke arah tersebut.
Namun secara lebih praktis iradah itu merupakan ikhtiar yang kita gunakan untuk menentukan perbuatan yang akan kita lakukan.
Tetapi pada dasarnya juga iradah merupakan salah satu sifat wajib bagi Allah yang jumlahnya ada 20. Sama seperti penjelasan sebelumnya, istilah ini artinya adalah kehendak.
Bagaimana maksudnya? Allah SWT itu mempunyai hak guna menentukan ada atau tidaknya suatu hal.
Dalil mengenai arti dari iradah sebagai kehendak tersebut terdapat dalam Al Quran surat Al-Buruj. Artinya adalah “Allah Maha berkehendak terhadap apa yang Ia inginkan”.
Dari ayat tersebut menegaskan bahwa Allah SWT itu Maha Menentukan juga Maha Berkehendak. Maka dengan demikian itu iradah merupakan sifat yang menentukan terjadinya satu dengan adanya dua kemungkinan yang berlawanan.
Misalnya saja begini, warna putih itu berlawanan dengan warna hitam. Selain itu, bukankah terang itu juga berlawanan dengan gelap dan bawah berlawanan dengan atas.
Baca juga: Cara Allah Membalas Sedekah Sering Tidak Kita Sadari, Padahal Pasti
Sifat Ma’ani
Istilah tersebut merupakan sifat ma’ani yang mana artinya adalah Allah itu berdiri dengan zatnya serta menentukan segala sesuatu menggunakan kemungkinannya.
Dalam arti lain Allah itu mungkin berkehendak untuk bertindak segala sesuatu itu sesuai dengan keinginan Allah. Allah mempunyai kehendak yang luas.
Bisa saja Allah berkehendak untuk memberikan kekayaan kepada orang-orang yang Allah kehendaki dan bisa saja Allah mencabut kekayaan tersebut.
Maka dengan demikian itu, arti dari iradah mempunyai makna atau cakupan yang luas. Salah satu sifat wajib Allah tersebut bukan hanya bisa kita pahami dari ilmu bahasa Arab saja.
Karena dalam ilmu fikih pun juga ada. Apabila dalam ilmu bahasa Arab Anda masih kurang paham, maka cobalah untuk memahami dari ilmu fikih dan begitu juga sebaliknya.
Sangat mudah bukan ajaran Islam itu. Segala sesuatu yang tidak mungkin akan terjadi di dunia itu ketika Allah sudah Kun Fayakun, manusia tidak bisa melakukan apa-apa.
Untuk lebih mudah memahami arti dari iradah, ketahuilah bahwa Allah itu mempunyai sifat berkeinginan dan berkehendak. Kehendak serta keinginan tersebut juga berdasarkan kemauan Allah sendiri.
Tidak terdapat unsur paksaan di dalamnya entah itu terpaksa ataupun dipaksa. Tidak ada juga tekanan untuk mengharapkan suatu imbalan.
Karena dakwah itu juga tidak terbatas dan Allah dapat melakukan apa saja tanpa memberi kuasa ke yang lain.
baca juga: Pengertian Sifat Nafsiyah, Menunjukkan Zat Itu Sendiri
Perbedaan dengan Kehendak Makhluk
Ketahuilah bahwa kehendak manusia itu berbeda dengan arti dari iradah Allah. Terdapat beberapa perbedaan antara kehendak makhluk dengan benda dari Allah.
Karena kehendak makhluk itu sudah pasti ditentukan dengan kehendak Allah. Selain itu, kehendak malu juga diciptakan oleh iradah Allah.
Tak hanya itu saja melainkan, khodam makhluk itu tidak memiliki daya kekuatan guna mewujudkan apa yang ia kehendaki.
Lebih tepatnya kehendak makhluk tersebut hanya menetapkan ikhtiar sedangkan keputusan tetap ada pada Allah. Namun arti dari iradah tersebut mempunyai tiga hubungan dengan kehendak makhluk.
Pertama ada Sholihi Qadim artinya adalah kehendak Allah itu mampu menentukan segala sesuatu yang belum terjadi. Kedua adalah Tanjizi Qadim yakni sifat iradah Allah itu mampu menentukan segala kejadian alam yang ada.
Entah itu proses kejadiannya, tanda-tandanya, ataupun menghilangkannya. Terakhir hubungan iradah dengan makhluk adalah Tanjizi hadits untuk menentukan yang sudah dipastikan.
Pada intinya arti dari iradah tersebut, makhluk itu tidak akan ada tanpa adanya kuasa Allah. Esensi dari sifat iradah tersebut Allah juga tidak mengharapkan sesuatu yang bermanfaat untuknya.
Kendati dengan demikian itu, sifatnya juga dapat bersamaan dengan kerasnya kemampuan makhluk ataupun dengan perputaran alam. (Muhafid/R6/HR-Online)